COVER Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Dustin Edward Sipahutar
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Biodiversitas global sedang menghadapi ancaman kepunahan yang serius. Indonesia, sebagai salah
satu dari tujuh belas negara mega-biodiversitas di dunia, bertanggung jawab atas 60% hilangnya
biodiversitas global antara tahun 1996 hingga 2008. Ancaman seperti bencana hidrometeorologi
dan tekanan sosio-ekonomi semakin mengancam keutuhan habitat fauna di Indonesia, khususnya
di Jawa Barat. Kawasan konservasi adalah cara yang paling efektif dalam melestarikan ekosistem
alami. Dalam penentuan kawasan konservasi, diperlukan langkah awal yang mendasar dan
sistematis, oleh karena itu digunakan rujukan berupa Open Standards for The Practice of
Conservation yang diterbitkan versi 4.0 yang diterbitkan pada tahun 2020 oleh CMP (Conservation
Measures Partnership). Pekerjaan ini hanya akan mencakup tahap penilaian, yang merupakan
langkah pertama dalam proses penentuan kawasan prioritas konservasi. Tahap ini meliputi definisi
cakupan konservasi, identifikasi ancaman kritis, penilaian situasi konservasi, dan penggunaan
model spasial untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan produk geospasial yang berperan dalam penentuan wilayah prioritas
konservasi biodiversitas ekoregion di Jawa Barat, dengan juga mempertimbangkan dampak positif
terhadap kesejahteraan manusia. Dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran mesin,
penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG), model wilayah prioritas konservasi
yang diciptakan akan ditampilkan dalam bentuk WebGIS untuk memudahkan akses informasi
terkait upaya konservasi. Pekerjaan ini terdiri dari beberapa langkah utama. Pertama, dalam
pendefinisian tujuan dan mengidentifikasi tim proyek, ditetapkan bahwa tujuan utama proyek ini
adalah mengembangkan model untuk menentukan area prioritas konservasi biodiversitas di Jawa
Barat, dengan tim proyek yang terdiri dari mahasiswa ITB dan BBKSDA Jawa Barat. Selanjutnya,
mendefinisikan cakupan, visi, dan target konservasi. Proyek ini berfokus pada lokasi Jawa Barat,
melindungi mamalia endemik yang terancam punah, dan menyediakan jasa ekosistem karbon.
Ancaman kritis terhadap konservasi dianalisis, mencakup ancaman langsung dari aktivitas
manusia dan fenomena alam seperti perubahan iklim. Dalam mengembangkan model spasial,
empat model utama dikembangkan: model kesesuaian multi habitat, model jasa ekosistem karbon,
model tekanan iklim, dan model tekanan sosio-ekonomi. Keempat model ini digabungkan untuk
menentukan area prioritas konservasi yang kemudian ditampilkan dalam WebGIS. Model kesesuaian habitat menggunakan beberapa metode pembelajaran mesin untuk menentukan
wilayah yang cocok sebagai habitat mamalia endemik. Model jasa ekosistem mengukur potensi
penyerapan dan penyimpanan karbon di area konservasi. Model tekanan iklim mengidentifikasi
risiko kekeringan yang dapat merusak biodiversitas, dan model tekanan sosio-ekonomi menilai
dampak aktivitas manusia terhadap kerugian biodiversitas. WebGIS yang dikembangkan
menyediakan akses mudah bagi khalayak umum untuk melihat peta interaktif yang menampilkan
informasi area prioritas konservasi, kesesuaian habitat, potensi jasa ekosistem, serta ancaman iklim
dan sosio-ekonomi. Dengan pendekatan ini, upaya konservasi dapat lebih terarah, efisien, dan
efektif dalam melindungi biodiversitas dan jasa ekosistem yang ada. Pentingnya penggunaan data
penginderaan jauh dan pembelajaran mesin dalam pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan
cakupan data yang luas, akurat, dan efisien dalam waktu dan biaya. Penginderaan jauh
memungkinkan pengumpulan data dari area yang luas dengan cepat, sedangkan pembelajaran
mesin membantu dalam analisis data yang kompleks dan memberikan prediksi yang lebih akurat
mengenai wilayah yang memerlukan prioritas konservasi. Selain itu, pekerjaan ini juga
mempertimbangkan dampak sosial dari kegiatan konservasi. Kawasan konservasi yang
direncanakan diharapkan tidak hanya melindungi biodiversitas tetapi juga memberikan manfaat
langsung bagi kesejahteraan manusia, seperti penyediaan jasa ekosistem penyerapan dan
penyimpanan karbon. Dalam implementasinya, produk ini dapat diakses dan dimanfaatkan oleh
berbagai pihak, termasuk pemerintah, peneliti, dan masyarakat umum. Dengan pendekatan
berbasis data dan teknologi yang inovatif, proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
signifikan dalam melindungi biodiversitas di Jawa Barat dan menjadi acuan bagi upaya konservasi
di masa mendatang.