Ketersediaan air merupakan kebutuhan krusial yang semakin meningkat seiring
dengan pertumbuhan populasi. Tantangan ketersediaan air dan potensi bencana
akibat manajemen infrastruktur air yang kurang optimal merupakan perhatian
serius. DAS Gung, bagian dari wilayah sungai (WS) Pemali-Comal, adalah salah
satu sumber air utama di Kabupaten Tegal yang mengalami masalah ketersediaan
air dan banjir akibat degradasi tutupan lahan. Terlebih, belum ada penelitian
sebelumnya yang menganalisis prakiraan debit di wilayah ini. Sehingga, penelitian
ini ditujukan untuk memperoleh rekomendasi model terbaik yang dapat digunakan
untuk mengelola sumber daya air (SDA) di DAS Gung melalui analisis komparatif
beberapa model sumber air dalam memprakirakan debit.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap komponen utama
hidrologi yang meliputi pola hujan dan debit, serta menganalisis secara komparatif
beberapa model prakiraan debit di DAS Gung. Model prakiraan debit yang
dikomparasi pada penelitian ini mencakup model F. J. Mock, Markov A&B,
ARIMA, dan Artificial Neural Networks (ANN). Validasi model-model tersebut
kemudian dilakukan melalui analisis statistik koefisien koreasi (r), root mean
square error (RMSE), dan Nash-Sutcliffe efficiency (NSE) dengan data debit
sesungguhnya.
Pengumpulan data sekunder pada penelitian ini mencakup data hidrologi dan
klimatologi yang diperoleh melalui empat pos pencatat curah hujan (Stasiun P1
Dukuhwringin, P2 Procot, P3 Pagongan, dan P4 Slerok), satu pos pencatat debit
(Q1 Pesayangan), dan satu stasiun pantau kondisi iklim di sekitar DAS Gung yang
diperoleh dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Pemali-Comal dan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Tegal.
Penelitian ini terbagi menjadi dua tahap yang saling berkesinambungan. Tahap
pertama mencakup identifikasi tren pola curah hujan, debit, dan variasi iklim di
DAS Gung. Tahap kedua mencakup analisis komparatif antara lima model sumber
air yang kemudian diuji secara statistik untuk memperoleh model yang terbaik dalam memprakirakan debit di DAS Gung.Analisis tren hidroklimatologi DAS Gung dilakukan dengan data historis 20 tahun
(2003-2022) untuk mempelajari kontinuitas dan konsistensi data curah hujan, debit,
dan iklim. Metode yang terlibat termasuk pengisian data kosong, uji konsistensi, uji
homogenitas, perhitungan rata-rata curah hujan wilayah, dan penentuan tipe iklim
DAS Gung. Data debit yang terkumpul telah lengkap sehingga dapat langsung
digunakan untuk analisis tren dan pemodelan. Data iklim dari BMKG Maritim
Tegal, mencakup suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan lama penyinaran
matahari selama 20 tahun (2003-2022). Wilayah DAS Gung memiliki tipe iklim
muson dengan puncak musim hujan pada Februari dan musim kemarau pada
Agustus. Tren pola hujan ini sejalan dengan pola aliran debit, dengan debit tertinggi
pada musim hujan dan terendah pada musim kemarau. Tren klimatologi
menunjukkan peningkatan suhu yang signifikan sepanjang tahun, sementara
kelembaban dan kecepatan angin hanya sedikit meningkat, sehingga berdampak
pada meningkatnya ekstremitas debit kering sepanjang tahun.
Validasi model sumber air di DAS Gung dilakukan dengan mempertimbangkan
perhitungan statistik r, RMSE, dan NSE dengan data debit sesungguhnya. Model
Markov B (5 kelas) menjadi model yang terbaik dengan nilai korelasi (r) paling
tinggi (0,9331), RMSE paling rendah (5,2555), dan NSE paling tinggi (0,8593).
Kemudian dikuti dengan model arima ARIMA dengan nilai r (0,8214), RMSE
(8,3593) dan NSE (0,6665); model ANN dengan nilai r (0,8034), RMSE (8,3593),
dan NSE (0,6440), Markov A (3 kelas) dengan nilai r (0,8334), RMSE (8,8073),
dan NSE (0,6049); model F. J. Mock dengan nilai r (0,7906), RMSE (12,2695), dan
NSE (0,5281).
Melalui penelitian ini, diperoleh informasi dinamika debit dan hidroklimatologi di
sekitar DAS Gung. Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk pengelola
SDA di DAS Gung untuk merencanakan SDA yang lebih optimal, mengingat masih
banyak ditemukan permasalahan di wilayah tersebut, utamanya longsor, banjir, dan
perubahan lahan. Tingkat akurasi dalam prakiraan debit menjadi penting dalam
upaya mitigasi risiko bencana dan pemenuhan kebutuhan air. Penelitian ini juga
berkontribusi secara signifikan karena masih belum ditemukan penelitian sebelumnya mengenai prakiraaan debit di DAS Gung.