ABSTRAK Deysel Ezra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Deysel Ezra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Deysel Ezra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Deysel Ezra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Deysel Ezra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Deysel Ezra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Deysel Ezra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Deysel Ezra
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yati Rochayati
» Gedung UPT Perpustakaan
Substitusi sumber menjadi energi nuklir menjadi salah satu teknologi yang baik
diikuti oleh perkembangan reaktor nuklir yang saat ini sudah mencapai generasi IV.
Reaktor generasi IV memiliki tingkat keamanan dan efisiensi energi yang
dihasilkan semakin baik dari generasi sebelumnya. Salah satunya adalah lead
cooled fast reactor yang menggunakan timbal (Pb) sebagai pendinginnya.
Penggunaan timbal sebagai pendingin memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun,
satu isu yang menjadi perhatian adalah fenomena korosi yang dapat menyerang
komponen di dalam reaktor. Isu ini dapat diminimalisir dengan manufaktur material
yang tepat. Material yang dapat tahan korosi dan tahan digunakan dalam suhu
tinggi. Salah satu jenis materialnya adalah baja austenitik. Baja austenitik telah
menjadi salah satu jenis baja yang dikenal tahan terhadap korosi. Lalu, penambahan
yttrium di dalam baja austenitik akan dilakukan dalam penelitian ini untuk
membuktikan pengaruh terhadap sifat korosi baja austenitik itu. Dalam penelitian
ini akan dilakukan sintesis material, karakterisasi material sebelum, dan sesudah uji
korosi. Sintesis material akan menggunakan metode casting. Lalu dilanjutkan pada
tahap karakterisasi material sebelum uji korosi menggunakan beberapa metode,
seperti Optical microscope dan SEM EDS. Optical microscope menunjukkan
bahwa setiap sampel memiliki grain austenitik dan didukung dengan hasil EDS
menunjukkan kehomogenan dari unsur penyusun sampel. Uji korosi dilakukan pada
lingkungan Pb selama 75 jam dan suhu 550°C. Sampel hasil uji korosi dianalisis
menggunakan SEM-EDS. Hasil yang diperoleh adalah terbentuknya lapisan oksida
pada sampel III namun tidak pada sampel I. Lapisan Oksida hanya dihitung pada
sampel III. Analisis menunjukkan bahwa penambahan yttrium memiliki peran pada
pembentukan lapisan oksida.