ABSTRAK Mochamad Hielmy Ismet Haekal
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat tiga kali lipat pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023 di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus dengue memiliki empat serotipe, yaitu DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4. Proses deteksi yang lambat menyebabkan infeksi sering kali sudah parah saat terdeteksi. Oleh karena itu, diperlukan alat pendeteksi yang cepat dan akurat. Salah satu metode yang dikembangkan adalah biosensor elektrokimia. Penelitian ini berfokus pada pengembangan material bimetal MOF CuCoBTC dengan rincian CuBTC, CuCoBTC 1:1, CuCoBTC 1:2, CuCoBTC 1:5, dan CuCoBTC 1:10 yang dimodifikasi dengan TEOA sebagai biosensor elektrokimia untuk mendeteksi antigen virus dengue NS1 serotipe 3. Metode penelitian meliputi sintesis material menggunakan metode ko-presipitasi, karakterisasi menggunakan SEM, XRD, FTIR, dan SPA, serta pengujian elektrokimia menggunakan teknik CV, DPV, dan EIS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa material CuCoBTC 1:1 memiliki performa terbaik sebagai biosensor elektrokimia. Pengujian elektrokimia menunjukkan bahwa material ini memiliki respon elektrokimia paling tinggi dibandingkan dengan variasi material lain. Karakterisasi menunjukkan bahwa material CuCoBTC 1:1 memiliki luas permukaan yang tinggi, yang meningkatkan performa elektrokimia. Uji analit menunjukkan penurunan arus yang signifikan saat antibodi, BSA, dan antigen ditambahkan, mengindikasikan interaksi spesifik dengan bioanalit. Penentuan Limit of Detection (LoD) menunjukkan bahwa biosensor ini memiliki LoD sebesar 0,555 pg/ml, lebih baik dari penelitian sebelumnya.
Kata kunci: Biosensor, Elektrokimia, CuCoBTC, Trietanolamin (TEOA), Dengue, Antigen NS1, dan LoD.
?