Di Indonesia sistem struktur penahan gempa yang seing digunakan merupakan
sistem struktur yang cenderung konvensional yaitu dengan mendisipasi energi
gempa pada elemen-elemen struktur. Sistem struktur konvensional yang sering
digunakan pada gedung di Indonesia yaitu struktur beton bertulang dengan sistem
ganda dinding geser struktural khusus. Sedangkan sistem struktur yang cenderung
modern merupakan sistem struktur yang dapat mengurangi disipasi energi gempa
pada elemen struktur dengan cara menggunakan perngkat tambahan yang
berufungsi mensisipasi energi gempa. Di Indonesia masih sangat sedikit gedung
menggunakan sistem struktur modern. Salah satu alasannya yang didapat dari tim
Sumitomo Rubber Industries yang mengadakan survey di Indonesia adalah owner
gedung di Indonesia lebih mementingkan initial cost daripada life cycle cost dari
suatu gedung. Oleh karena itu perlu mengetahui perbandingan initial cost dari
struktur dengan peredam dengan struktur konvensional. Sehingga untuk
mengetahui initial cost dari struktur dengan peredam akan memerlukan banyak
sekali trial-and-error dari kombinasi jumlah peredam pada setiap lantai yang
dibutuhkan. Sehingga pada tesis ini digunakan machine learning dengan gaussian
process regression (GPR) untuk mengetahui jumlah VED yang optimum yang
menghasilkan harga paling murah tapi tetap memenuhi persyaratan yang ada.
Parameter persyaratan yang harus dipenuhi dari data set struktur dengan peredam
adalah rasio simpangan antar lantai dan device displacement. Parameter hanya itu
saja karena struktur sudah memenuhi secara persyaratan kekuatan tapi tidak
memenuhi persyaratan rasio simpangan antar lantai. Analisa struktur dengan
peredam dilakukan dengan metode fast nonlinear analysis (FNA) yang waktu
komputasinya relatif lebih cepat dari nonlinear time history analysis (NLTHA),
tetapi tetap hasil optimasi FNA akan dicek dengan NLTHA. Oleh karena itu pada
penelitian tesis ini digunakan struktur beton bertulang 30 lantai dengan viscoelastic
dampers (VED) sebagai perangkat peredam yang dianalisa menggunakan FNA dan
dioptimasi dengan GPR dan dibandingkan dengan initial cost dari struktur dengan
dinding geser dengan sistem ganda. Hasil penelitian menujukkan bahwa rasio simpangan antar lantai FNA lebih kecil
dari NLTHA pada lantai yang menggunakan VED sedangkan pada lantai yang tidak menggunakan VED rasio simpangan antar lantai FNA lebih besar dari FNA.
Sedangkan pada device displacement FNA secara rata-rata memiliki nilai device
displacement yang lebih besar dari NLTHA kecuali pada lantai bawah FNA lebih
kecil dari NLTHA. Selanjutnya optimasi dengan GPR juga menghasilkan biaya
yang paling rendah diantara kombinasi di data set lain dan juga menghasilkan biaya
yang lebih murah dibandingkan struktur degan dinding geser.