BAB 1 Cheryl Livia Sutandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Cheryl Livia Sutandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Cheryl Livia Sutandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Cheryl Livia Sutandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Cheryl Livia Sutandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Cheryl Livia Sutandar
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri baja memiliki peranan terhadap kekuatan ekonomi dan kekuatan
pertahanan negara. Peranan tersebut mendorong industri baja nasional untuk terus
berkembang mengingat sumber daya dan cadangan pasir besi yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Proses reduksi pasir besi menggunakan metode
isotermal-gradien temperatur menjadi topik yang hangat untuk dikembangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pengaruh variasi temperatur isotermal awal
terhadap ukuran nugget besi, struktur mikro penampang nugget besi, persen
perolehan metal, dan terak hasil reduksi konsentrat pasir besi yang berasal dari
Sukabumi, Jawa Barat.
Penelitian ini diawali dengan preparasi dan pengeringan konsentrat pasir besi dan
batubara pada temperatur 130°C selama 24 jam. Bahan tersebut kemudian
diaglomerasi menjadi briket komposit dengan diameter dan tebal rata-rata sebesar
15 mm dan 0,905 mm. Briket komposit dimasukkan ke dalam krusibel 20 ml
dengan dilapisi oleh bed batubara dan alumina. Selanjutnya, krusibel tersebut
dimasukkan ke dalam muffle furnace untuk direduksi. Proses reduksi dilakukan
dalam tiga tahap. Tahap pertama dilakukan pemanasan selama 40 menit pada
variasi temperatur 700°C, 800°C, 900°C, 1000°C, 1100°C, 1200°C, 1300°C, dan
1380°C. Pada tahap kedua, suhu dinaikkan menuju suhu akhir 1380°C selama 68
menit dengan variasi laju kenaikan temperatur tertentu. Tahap ketiga dilakukan
pemanasan selama 22 menit pada temperatur 1380°C. Hasil reduksi dianalisis
menggunakan Scanning Electron Microscopy with Energy Dispersive X-ray
Spectroscopy (SEM-EDX) dan X-ray Diffraction (XRD).
Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi temperatur isotermal awal yang semakin
tinggi akan menghasilkan diameter rata-rata nugget besi yang semakin besar.
Penampang dalam dan luar nugget besi hasil reduksi dengan temperatur isotermal
awal 1000°C memiliki struktur mikro yang lebih homogen daripada struktur mikro
nugget besi hasil reduksi dengan temperatur isotermal awal 700°C dan 1200°C.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa temperatur isotermal awal yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi dapat menurunkan persen perolehan metal. Temperatur
isotermal awal 1000°C merupakan temperatur isotermal awal yang optimum untuk
mendapatkan persen perolehan metal tertinggi sebesar 52,64%. Hasil analisis XRD
menunjukkan adanya perbedaan senyawa yang terbentuk pada terak hasil reduksi
dengan temperatur isotermal awal 700°C, 1000°C, dan 1200°C. Adapun senyawasenyawa
dominan dominan dalam terak hasil reduksi dengan temperatur isotermal
awal 700°C, 1000°C, dan 1200°C adalah besi (Fe), rutile (TiO2), magnesium
aluminate spinel (MgAl2O4), dan ilmenite (FeTiO3).