Environmental, Social, and Governance (ESG) telah menjadi instrumen yang berkembang
pesat di seluruh dunia, dipicu oleh komitmen untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
berbasis lingkungan sebagaimana tercantum dalam Paris Agreement 2015. Perusahaanperusahaan, termasuk Pertamina di Indonesia, semakin menekankan pentingnya ESG dalam
kegiatan bisnis mereka karena potensi dampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Salah satu
contohnya adalah Pertamina, yang telah mencapai skor ESG yang baik. Namun, proyek-proyek
strategis, seperti Jambaran Tiung Biru di Pertamina EP Cepu, juga dapat memberikan dampak
negatif terhadap lingkungan, pekerja, dan masyarakat sekitar. Risiko lingkungan dan sosial
dapat mempengaruhi keberlanjutan perusahaan, sementara safety climate berperan dalam
keselamatan dan kesejahteraan pekerja. Data primer diperoleh melalui observasi dan
wawancara dengan berbagai pihak di Pertamina EP Cepu. Metodologi penelitian ini mencakup
studi literatur, studi lapangan di Pertamina EP Cepu, pemetaan persebaran kuesioner
NOSACQ-50 untuk menilai safety climate, dan identifikasi elemen Environmental and Social
Management System (ESMS) menggunakan toolkit. Selanjutnya, penelitian akan mengukur
maturity ESMS dan menyusun Improvement Plan berdasarkan hasil penilaian. Penelitian ini
diharapkan memberikan pemahaman lebih lanjut tentang kesiapan Pertamina EP Cepu dalam
mengelola risiko lingkungan dan sosial, serta meningkatkan safety climate di lingkungan kerja.
Hasil penelitian dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk melakukan perbaikan
berkelanjutan demi keberlanjutan bisnis, kesejahteraan pekerja, dan keberlanjutan lingkungan.