digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan pertumbuhan industri, bahaya risiko pekerjaan meningkat secara signifikan. Salah satu bagian terpenting dari sebuah industri adalah sumber daya manusia, yang mengalami berbagai macam risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai bahaya risiko pada industri tekstil dengan menggunakan Job Safety Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Proses identifikasi bahaya dan risiko didapatkan melalui proses wawancara dan observasi lapangan. Penelitian ini menggunakan studi crosssectional yang dilakukan pada Departemen Dyeing-Finishing. Risk Priority Number (RPN) pada FMEA ditentukan berdasarkan tingkat severity, occurrence, dan detection. Kemudian PRN dikategorikan menjadi risiko rendah (RPN ? 50), risiko sedang (RPN = 51-100), risiko tinggi (RPN ? 101-200), dan sangat berat (RPN ? 201). Sebanyak 49 risiko ditemukan pada 8 unit mesin Departement Dyeing-Finishing. 17% ditemukan berada pada level sangat berat, 57% pada level tinggi, 20% pada level sedang, dan 6% pada level rendah. Proses scouring dan proses pencelupan jet dyeing, mempunyai risiko paling banyak dibandingkan proses lainnya. Tangan tersangkut pada proses jet dyeing mempunyai RPN tertinggi yaitu 269 dan keracunan pada proses scouring mempunyai RPN terendah yaitu 35.68. Penelitian ini mengungkapkan bahwa lebih dari 64% risiko yang terdeteksi adalah risiko yang tidak dapat diterima yang menunjukkan kondisi berbahaya bagi pekerja di industri tekstil. Risiko tangan tersangkut dan tergiling roll merupakan risiko yang paling berbahaya dalam Departemen ini. Penerapan langkah-langkah keselamatan seperti program pelatihan, pengendalian teknik dan pelengkapan alat pelindung diri (APD) direkomendasikan. Pemilihan solusi alternatif yang diberikan untuk menurunkan tingkat risiko yang ada pada Departemen Dyeing-Finishing dan untuk mendapatkan solusi yang lebih layak tidak lepas dari perhitungan anggaran biaya. Hal ini untuk memberikan rekomendasi dan menghitung manfaat dari pemberian rekomendasi dengan menggunakan metode Benefit Cost Analysis sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam menentukan alternatif yang paling dibutuhkan dalam perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis diperoleh alternatif solusi dan nilai dari BCA pada masing-masing proses di Departemen Dyeing-Finishing. Nilai BCA pada proses bakar bulu yaitu menyediakan impact safety gloves B/C 12.29, menyediakan dust mask B/C 5.36, menyediakan sarung tangan anti api B/C 2.86. Nilai BCA pada proses scouring yaitu menyediakan impact safety gloves B/C 12.29, menyediakan goggles B/C 8.82, menyediakan safety boots B/C 2.99. Nilai BCA pada proses Jet Dyeing yaitu menyediakan goggles B/C 8.66, menyediakan impact safety gloves B/C 6.14, melengkapi penerangan di area tangga 4.18. Nilai BCA pada proses cold pad batch yaitu menyediakan googles B/C 11.76, menyediakan penerangan di area tangga B/C 4.18, menyediakan safety boots B/C 3.48. Nilai BCA pada proses washing yaitu menyediakan googles B/C 11.76, menyediakan safety boots B/C 3.48, memberikan training pada pekerja B/C 2.86. Nilai BCA pada proses thermosol yaitu menyediakan googles B/C 11.76, menyediakan impact safety gloves B/C 8.19, memberikan training pada pekerja B/C 3.07. Nilai BCA pada proses stenter yaitu menyediakan impact safety gloves B/C 8.19, memberikan training pada pekerja B/C 3.07, memasang alat sensor 2.51. Nilai BCA pada proses drying yaitu menyediakan safety boots B/C 10.46, menyediakan safety helmet B/C 10.46, menyediakan impact safety gloves B/C 8.19. Dimana untuk seluruh hasil perbandingan antara nilai cost dari biaya kecelakaan dan benefit dari biaya alternatif pengendalian menunjukkan B/C Ratio bernilai > 1 atau maka proyek dengan seluruh alternatif pengendalian layak dilaksanakan.