Seiring dengan pertumbuhan industri, bahaya risiko pekerjaan meningkat secara
signifikan. Salah satu bagian terpenting dari sebuah industri adalah sumber daya
manusia, yang mengalami berbagai macam risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai bahaya risiko pada industri
tekstil dengan menggunakan Job Safety Analysis dan Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA). Proses identifikasi bahaya dan risiko didapatkan melalui proses
wawancara dan observasi lapangan. Penelitian ini menggunakan studi crosssectional yang dilakukan pada Departemen Dyeing-Finishing. Risk Priority
Number (RPN) pada FMEA ditentukan berdasarkan tingkat severity, occurrence,
dan detection. Kemudian PRN dikategorikan menjadi risiko rendah (RPN ? 50),
risiko sedang (RPN = 51-100), risiko tinggi (RPN ? 101-200), dan sangat berat
(RPN ? 201). Sebanyak 49 risiko ditemukan pada 8 unit mesin Departement
Dyeing-Finishing. 17% ditemukan berada pada level sangat berat, 57% pada level
tinggi, 20% pada level sedang, dan 6% pada level rendah. Proses scouring dan
proses pencelupan jet dyeing, mempunyai risiko paling banyak dibandingkan
proses lainnya. Tangan tersangkut pada proses jet dyeing mempunyai RPN tertinggi
yaitu 269 dan keracunan pada proses scouring mempunyai RPN terendah yaitu
35.68. Penelitian ini mengungkapkan bahwa lebih dari 64% risiko yang terdeteksi
adalah risiko yang tidak dapat diterima yang menunjukkan kondisi berbahaya bagi
pekerja di industri tekstil. Risiko tangan tersangkut dan tergiling roll merupakan
risiko yang paling berbahaya dalam Departemen ini. Penerapan langkah-langkah
keselamatan seperti program pelatihan, pengendalian teknik dan pelengkapan alat
pelindung diri (APD) direkomendasikan. Pemilihan solusi alternatif yang diberikan
untuk menurunkan tingkat risiko yang ada pada Departemen Dyeing-Finishing dan
untuk mendapatkan solusi yang lebih layak tidak lepas dari perhitungan anggaran
biaya. Hal ini untuk memberikan rekomendasi dan menghitung manfaat dari
pemberian rekomendasi dengan menggunakan metode Benefit Cost Analysis
sehingga perusahaan akan lebih mudah dalam menentukan alternatif yang paling
dibutuhkan dalam perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan analisis diperoleh
alternatif solusi dan nilai dari BCA pada masing-masing proses di Departemen
Dyeing-Finishing. Nilai BCA pada proses bakar bulu yaitu menyediakan impact
safety gloves B/C 12.29, menyediakan dust mask B/C 5.36, menyediakan sarung
tangan anti api B/C 2.86. Nilai BCA pada proses scouring yaitu menyediakan
impact safety gloves B/C 12.29, menyediakan goggles B/C 8.82, menyediakan safety boots B/C 2.99. Nilai BCA pada proses Jet Dyeing yaitu menyediakan
goggles B/C 8.66, menyediakan impact safety gloves B/C 6.14, melengkapi
penerangan di area tangga 4.18. Nilai BCA pada proses cold pad batch yaitu
menyediakan googles B/C 11.76, menyediakan penerangan di area tangga B/C
4.18, menyediakan safety boots B/C 3.48. Nilai BCA pada proses washing yaitu
menyediakan googles B/C 11.76, menyediakan safety boots B/C 3.48, memberikan
training pada pekerja B/C 2.86. Nilai BCA pada proses thermosol yaitu
menyediakan googles B/C 11.76, menyediakan impact safety gloves B/C 8.19,
memberikan training pada pekerja B/C 3.07. Nilai BCA pada proses stenter yaitu
menyediakan impact safety gloves B/C 8.19, memberikan training pada pekerja
B/C 3.07, memasang alat sensor 2.51. Nilai BCA pada proses drying yaitu
menyediakan safety boots B/C 10.46, menyediakan safety helmet B/C 10.46,
menyediakan impact safety gloves B/C 8.19. Dimana untuk seluruh hasil
perbandingan antara nilai cost dari biaya kecelakaan dan benefit dari biaya alternatif
pengendalian menunjukkan B/C Ratio bernilai > 1 atau maka proyek dengan
seluruh alternatif pengendalian layak dilaksanakan.