digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rinto Dini Simanjorang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Perkembangan produksi migas Indonesia yang bersumber dari sumur lepas pantai telah menjadi pasar menarik bagi investasi pembangunan jaringan pipa bawah laut dimana pipa bawah laut digunakan untuk menyalurkan hasil eksploitasi dari anjungan lepas pantai sampai ke fasilitas pengolahan dan pemurnian. Pemasangan jaringan pipa bawah laut memiliki banyak persyaratan keamanan sehingga diperlukan perencanaan untuk memastikan jaringan pipa benar-benar aman dengan mempertimbangkan risiko dan frekuensi kegagalan. Perencanaan jaringan pipa bawah laut mencakup penentuan tebal dinding pipa baja, penentuan kestabilan pipa bawah laut, dan penilaian risiko kegagalan pipa bawah laut. Analisis tebal dinding pipa baja mengacu pada standar kode ASME B31.4 dan API RP 1111, analisis kestabilan pipa bawah laut mengacu pada standar kode DNV-RP-F109, dan analisis risiko kegagalan pipa bawah laut mengacu pada standar kode DNV-RP-F107 & DNV-RP-F109. Tebal dinding pipa baja yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan sebesar 10.027 mm dan dipilih sebesar 12.7 mm. Untuk kestabilan pipa pada saat kondisi operasi diperoleh ketebalan lapisan selimut beton sebesar 37.7 mm dan dipilih sebesar 40 mm. Penilaian risiko kegagalan pipa bawah laut menghasilkan matriks yang mengidentifikasi apakah risiko berada pada daerah dapat ditoleransi, atau daerah yang membutuhkan kontrol tambahan, dan daerah tidak dapat ditoleransi. Diperoleh hasil penilaian yaitu risiko kegagalan pipa berada pada tingkat ALARP dan tidak dapat ditoleransi sehingga diperlukan kontrol tambahan pengurangan risiko agar implementasi dapat dianggap layak.