digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Elnaya Mahadevi Pillian.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Perubahan iklim telah lama menjadi perhatian global karena dampak luas yang ditimbulkannya terhadap lingkungan, termasuk kesehatan manusia. Seiring dengan jumlah kematian akibat "dampak kesehatan yang dipahami dengan baik dari perubahan iklim" terus meningkat, ada kebutuhan mendesak untuk data empiris yang membuktikan faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan mental seseorang akibat efek panas perkotaan akibat perubahan iklim. Meskipun studi sebelumnya telah menunjukkan dalam pengukuran bagaimana posisi sosioekonomi dapat mempengaruhi kerentanan terhadap morbiditas yang terkait dengan panas, sebagai salah satu manifestasi perubahan iklim, dengan kesehatan mental adalah rumit dan kompleks. Oleh karena itu, faktor-faktor lain, seperti persepsi risiko, masih bisa memainkan peran dalam hubungan tersebut. Penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor tersebut dan menguji interaksi antara faktor demografis, persepsi risiko perubahan iklim yang didorong oleh panas perkotaan, kesejahteraan mental, dan kinerja tugas individu. Analisis menyoroti bagaimana pendapatan bulanan yang lebih tinggi berkorelasi dengan indikator kesejahteraan mental yang ditingkatkan dan kinerja tugas individu, menyoroti pengaruh status sosioekonomi terhadap persepsi risiko panas perkotaan dan kesejahteraan mental. Selain itu, kesejahteraan mental yang lebih tinggi terkait dengan peningkatan kinerja, dan demografi sosial muncul sebagai prediktor kunci dari persepsi risiko, yang kemudian memengaruhi kesejahteraan mental dan kinerja tugas individu. Temuan ini memberikan wawasan dalam memahami dinamika kompleks dampak perubahan iklim perkotaan terhadap kesejahteraan mental dan produktivitas.