Danau Sentani memegang peranan penting sebagai salah satu danau prioritas di
Indonesia. Danau ini merupakan daerah tangkapan air yang bersumber dari
Pegunungan Cycloops sehingga perubahan tata guna lahan di Pegunungan
Cycloops dapat berpotensi menyebabkan berbagai masalah, salah satunya adalah
pendangkalan danau. Studi paleolimnologi dari sedimen di Danau Sentani
diperlukan untuk menyingkap fenomena iklim di masa lalu dan perubahan kondisi
lingkungan, baik yang diakibatkan oleh proses alamiah maupun aktivitas
antropogenik). Hasil lebih lanjut dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi untuk mengoptimalkan pengelolaan danau.
Data yang digunakan pada studi ini berupa inti sedimen danau sepanjang 19 cm dan
studi pustaka. Analisis litologi dan palinologi dilakukan pada inti sedimen untuk
mengetahui umur relatif, lingkungan pengendapan, paleoiklim, pengaruh marin,
dan dampak aktivitas antropogenik terhadap vegetasi di sekitar Danau Sentani.
Berdasarkan data penanggalan radioaktif Danau Hordorli, umur relatif sedimen
Danau Sentani yang diperoleh di daerah penelitian adalah 1.086 tahun yang lalu,
sedangkan berdasarkan data palinologi, sedimen tersebut menunjukkan rentang
umur Pleistosen-Holosen yang dapat disetarakan dengan N22-N23 (Zonasi Blow)
dan NN19-NN21 (Zonasi Martini). Sedimen diendapkan pada lingkungan danau
yang mengalami fluktuasi. Hal ini dapat diketahui dari perubahan komposisi fosil
karakteristik yang menunjukkan perubahan dari dominasi tumbuhan mangrove
belakang pada zona 1, yang berubah menjadi dominasi tumbuhan riparian dan fresh
water pada zona 2, dominasi tumbuhan riparian dan mangrove belakang di zona 3,
dan berubah kembali menjadi dominasi tumbuhan mangrove belakang di zona 4.
Selama rentang waktu tersebut terjadi perubahan iklim secara fluktuatif namun
tidak signifikan, juga tidak ditemukan adanya pengaruh marin. Aktivitas
antropogenik dan perubahan iklim mengakibatkan terubahnya susunan vegetasi,
salah satunya kehadiran polen Casuarina yang saat ini masih melimpah yang
menandakan telah tersubstitusinya hutan primer dengan hutan sekunder akibat
adanya gangguan di periode sebelumnya dan saat ini mencapai kondisi lebih stabil