Pada zaman sekarang, gaya fashion vintage telah menjadi sebuah tren yang
signifikan dalam industri fashion, menarik minat banyak individu terhadap pakaian
dan aksesoris yang mencerminkan elemen-elemen dari masa lalu. Penelitian ini
memiliki tujuan utama dalam menggali serta memahami persepsi individu terhadap
gaya fashion bergaya vintage dan dilakukan dengan menggunakan metode
kuantitatif dan mengadopsi metode semantik diferensial untuk mengukur persepsi
Generasi Z terhadap produk-produk dengan gaya vintage. Di samping itu,
penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan
dalam membentuk persepsi individu terhadap gaya vintage, seperti pengaruh tren
fashion dan budaya.
Pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai kompleksitas persepsi terhadap
gaya vintage dalam dunia fashion memiliki potensi kontribusi yang besar terhadap
pemahaman mengenai bagaimana individu berinteraksi dengan produk fashion dari
masa lalu. Namun, persepsi generasi Z terkait produk fashion bergaya vintage
masih jarang menjadi fokus penelitian, sehingga penelitian ini muncul sebagai
usaha untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ketertarikan generasi Z
khususnya alumni sekolah fashion desain ESMOD, serta pemahamannya terhadap
tren fashion di Indonesia melalui persepsi yang dibangun. Dengan demikian,
penelitian ini bertujuan untuk mengisi celah pengetahuan yang ada dan membawa
pemahaman yang lebih mendalam tentang peran gaya vintage dalam industri
fashion di Indonesia serta pengaruhnya terhadap persepsi individu.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pilihan gaya fashion yang lebih disukai atau
diterima cenderung gaya fashion vintage ada pada tahun 1990, meskipun Gen Z
memandang gaya fashion pada tahun 1970 merupakan fashion yang dinyatakan
vintage. Hal tersebut bisa disebabkan karena adanya referensi gaya fashion yang
berbeda, adanya role model, struktur sosial dan juga peran dari media sosial yang
turut mempengaruhi pembentukan persepsi mereka.