digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK_Sevilla Aziza
PUBLIC Open In Flip Book Perpustakaan Prodi Arsitektur

Masjid sebagai salah satu simbol arsitektur Islam terus mengalami evolusi bentuk dalam perancangannya. Arsitektur kontemporer, yang berkembang pada akhir abad ke-20 hingga sekarang, menekankan eksplorasi dalam empat aspek utama: geometri, material, teknologi, dan keberlanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik arsitektur masjid rancangan Ridwan Kamil dan persepsi masyarakat atau pengguna terhadap masjid-masjid tersebut. Secara keseluruhan, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan bersifat eksploratif. Penelitian dibatasi pada 12 masjid yang telah terbangun bersama konsultan URBANE dengan prinsipal arsitek Ridwan Kamil. Data primer dikumpulkan melalui observasi lapangan dan dokumen dari konsultan URBANE, sedangkan analisis persepsi masyarakat diperoleh dari data Google Review. Pada temuan terkait mihrab, mimbar, minaret, dan area salat, mihrab pada masjid rancangan Ridwan Kamil memiliki dua pola utama: pola yang memanfaatkan elemen alam dan pencahayaan alami untuk menciptakan suasana spiritual, serta pola yang lebih eksploratif dengan penggunaan material modern dan dekorasi seperti kaligrafi dan ornamen. Mimbar dirancang sederhana namun fungsional, menyatu dengan konsep keseluruhan interior masjid. Minaret menonjolkan permainan geometri yang khas, memadukan bentuk tradisional dan modern. Area salat dirancang dengan perhatian pada tata ruang yang terbuka dan efisien, memastikan kenyamanan dan keselarasan dalam beribadah. Pada bagian persepsi data yang telah dianalisis dibagi menjadi 7 kategori berdasarkan kedekatan sifatnya, ditemukan bahwa persepsi masyarakat terhadap masjid rancangan Ridwan Kamil yang paling besar secara berurutan adalah pada aspek manajerial, kenyamanan fisik, pengalaman personal, system spasial, citra, dan sosial. Berdasarkan perbandingan distribusi frekuensi, tiga masjid yaitu Baiturrahman Merapi, At Taqwa, dan Syekh Ajlin tidak menunjukkan dominasi kategori tertentu dibandingkan masjid lainnya. Selain ketiga masjid ini, setiap masjid lainnya memiliki setidaknya satu kategori yang dominan.