BPJS Kesehatan, badan pelaksana Program JKN, dihadapkan pada tantangan untuk
mempertahankan keberlanjutan program karena banyaknya peserta yang tidak aktif
di segmen PBPU, sebuah situasi yang terutama disebabkan oleh rendahnya ekuitas
merek organisasi. Tujuan penelitian utama dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan strategi komunikasi pemasaran terpadu untuk meningkatkan
ekuitas merek BPJS Kesehatan. Metodologi yang digunakan adalah penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Meskipun memiliki keunggulan kompetitif yang patut
dipuji dan menawarkan pilihan layanan kesehatan yang paling terjangkau,
perjuangan BPJS Kesehatan berasal dari kekurangan dalam komunikasi pemasaran.
Secara internal, organisasi ini menyadari potensinya untuk membangun ekuitas
merek, tetapi mengakui adanya kesenjangan dalam efektivitas komunikasi
pemasaran dan koherensi pesan. Secara eksternal, segmen PBPU menunjukkan
ekuitas merek yang rendah, terutama dalam hal loyalitas dan kesadaran terhadap
program JKN. Target demografis yang teridentifikasi untuk BPJS Kesehatan di
segmen PBPU mencakup individu berusia 18-35 tahun, tinggal di daerah perkotaan
dan padat penduduk, dengan status sosial ekonomi kelas atas. Meskipun individuindividu ini secara umum menunjukkan kepercayaan terhadap BPJS Kesehatan,
namun mereka kurang memiliki kesadaran akan detail program. Untuk mengatasi
tantangan-tantangan ini, strategi yang direkomendasikan adalah dengan
menerapkan pendekatan Komunikasi Pemasaran Terpadu yag mengusung tema:
"kemudahan jaminan kesehatan yang dapat diandalkan." Penguatan pada aspek
pada keterjangkauan, aksesibilitas, kualitas, nilai, kenyamanan, teknologi, dan
dampak sosial harus disampaikan. Memanfaatkan saluran pemasaran yang beragam
seperti televisi dengan menggunakan iklan layanan masyarakat, penyebaran konten
berupa video online, kampanye media sosial dengan konten Kesadaran Kesehatan,
Tutorial Layanan, Keterlibatan Masyarakat, optimalisasi aplikasi seluler, dan acara
komunitas serta workshop layanan BPJS Kesehatan yang dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi. Selain itu, BPJS Kesehatan juga harus mempertimbangkan
untuk mengembangkan manfaat tambahan untuk menambah layanan dan
meningkatkan loyalitas peserta. Penting juga untuk memberdayakan karyawan agar
dapat menjadi komunikator yang efektif, meningkatkan kemampuan komunikasi
yang tegas untuk mendukung strategi komunikasi organisasi secara keseluruhan.