digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Studi ini mengkaji proses penyempurnaan yang dibutuhkan UKM yang dipimpin oleh pendiri yang lahir dan berkembang melalui penceritaan media sosial untuk berkembang menjadi organisasi yang terukur dan berpusat pada merek. Dengan menggunakan Mambucha, merek kombucha dari Indonesia, sebagai studi kasus, studi ini menyoroti bagaimana ketergantungan yang berlebihan pada pendiri, ketika mengungguli saluran merek resmi, menciptakan kerentanan strategis. Tujuannya adalah untuk mengusulkan kerangka kerja strategis yang menyempurnakan dan menyelaraskan saluran komunikasi pendiri dan merek, memastikan keberlanjutan merek. Studi ini menerapkan desain metode campuran dalam empat fase: (1) mendiagnosis identitas merek internal Mambucha menggunakan Prisma Identitas Merek Kapferer; (2) memetakan persepsi konsumen melalui survei; (3) menyempurnakan narasi merek melalui Metode Magnet Branding 15 Langkah; dan (4) mengembangkan peta jalan Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC) untuk mengurangi ketergantungan pada pendiri. Temuan menunjukkan ketidakselarasan yang signifikan antara identitas yang diinginkan dan yang dipersepsikan. Hasilnya adalah pemosisian yang lebih halus dan otonom di bawah kategori emosional dan fungsional baru, "Ritual Probiotics™", yang menjaga keaslian pendiri sekaligus membangun ekuitas merek yang independen. Kerangka kerja ini praktis bagi UKM yang berkembang melalui media sosial tetapi tetap rentan karena strategi komunikasi yang tidak seimbang. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan membutuhkan penyempurnaan yang cermat, bukan penggantian, narasi pendiri menjadi sistem terstruktur yang berorientasi merek yang menyelaraskan niat internal dengan persepsi konsumen.