Studi ini mengkaji proses penyempurnaan yang dibutuhkan UKM yang dipimpin
oleh pendiri yang lahir dan berkembang melalui penceritaan media sosial untuk
berkembang menjadi organisasi yang terukur dan berpusat pada merek. Dengan
menggunakan Mambucha, merek kombucha dari Indonesia, sebagai studi kasus,
studi ini menyoroti bagaimana ketergantungan yang berlebihan pada pendiri,
ketika mengungguli saluran merek resmi, menciptakan kerentanan strategis.
Tujuannya adalah untuk mengusulkan kerangka kerja strategis yang
menyempurnakan dan menyelaraskan saluran komunikasi pendiri dan merek,
memastikan keberlanjutan merek. Studi ini menerapkan desain metode campuran
dalam empat fase: (1) mendiagnosis identitas merek internal Mambucha
menggunakan Prisma Identitas Merek Kapferer; (2) memetakan persepsi konsumen
melalui survei; (3) menyempurnakan narasi merek melalui Metode Magnet
Branding 15 Langkah; dan (4) mengembangkan peta jalan Komunikasi Pemasaran
Terpadu (IMC) untuk mengurangi ketergantungan pada pendiri.
Temuan menunjukkan ketidakselarasan yang signifikan antara identitas yang
diinginkan dan yang dipersepsikan. Hasilnya adalah pemosisian yang lebih halus
dan otonom di bawah kategori emosional dan fungsional baru, "Ritual
Probiotics™", yang menjaga keaslian pendiri sekaligus membangun ekuitas merek
yang independen.
Kerangka kerja ini praktis bagi UKM yang berkembang melalui media sosial tetapi
tetap rentan karena strategi komunikasi yang tidak seimbang. Hal ini menunjukkan
bahwa pertumbuhan berkelanjutan membutuhkan penyempurnaan yang cermat,
bukan penggantian, narasi pendiri menjadi sistem terstruktur yang berorientasi
merek yang menyelaraskan niat internal dengan persepsi konsumen.
Perpustakaan Digital ITB