ABSTRAK Daniel Yehuda Natasurya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Daniel Yehuda Natasurya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Daniel Yehuda Natasurya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Daniel Yehuda Natasurya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Daniel Yehuda Natasurya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Daniel Yehuda Natasurya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Daniel Yehuda Natasurya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Daniel Yehuda Natasurya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Baja karbon rendah merupakan salah satu jenis material baja yang banyak digunakan karena memiliki beberapa keunggulan pada sifat mekanik, sifat mampu bentuk, keberadaannya yang melimpah, dan harga yang relatif lebih murah dibanding material lain. Meskipun demikian, ketahanan oksidasi dari baja karbon rendah yang kurang baik merupakan salah satu keterbatasan utama dalam penggunaannya pada kondisi kerja dengan temperatur yang tinggi.
Untuk meningkatkan ketahanan oksidasi dari baja karbon rendah, maka dalam penelitian ini dilakukan proses coating pada substrat baja karbon rendah AISI 1018 menggunakan High Entropy Alloy (HEA) composite coating Al70(Fe-Cr-Ni)30-x(SiC)x dengan nilai X atau kandungan persentase atomik silikon karbida (SiC) yang berbeda, yaitu 0%, 10%, dan 15% dengan kode sampel 0 SiC, 10 SiC, dan 15 SiC yang diproses menggunakan metode Mechanical Alloying (MA). Pengujian ketahanan oksidasi dari sampel dilakukan dengan menggunakan pengujian oksidasi isotermal dan pengujian elektrokimia EIS dimana untuk fasa yang terbentuk, observasi lapisan coating, dan ketahanan oksidasi dari composite coating dipelajari untuk pertama kalinya dan dievaluasi menggunakan X-Ray diffraction (XRD), optical microscope (OM), scanning electron microscopy (SEM), dan energy-dispersive spectroscopy (EDS).
Seluruh sampel coating dapat menutupi substrat dan coating tersebut memiliki ketebalan lapisan yang berkisar antara 99.186 ?m – 104.131 ?m. Hasil pengujian metode oksidasi isotermal selama 100 jam pada temperatur 800°C menunjukkan bahwa nilai weight gain per luas permukaan pada sampel coating 0, 10, dan 15 SiC secara berurutan memiliki nilai sebesar 31.00401 mg/cm2, 19.87013 mg/cm2, dan 25.48227 mg/cm2. Hasil pengujian elektrokimia EIS menggunakan larutan Na2SO4 0.1 M menunjukkan bahwa nilai impedansi sampel coating 0, 10, dan 15 SiC secara berurutan memiliki nilai hambatan R1 sebesar 1.88 x 104 ? cm2, 3.67 x 104 ? cm2, dan 2.01 x 104 ? cm2. Setelah melalui isothermal oxidation test, terlihat adanya lapisan Al2O3 dan nodule (oksidasi Fe) pada seluruh permukaan coating. Dalam hal ini, sampel 10 SiC memberikan hasil yang optimal dengan ketebalan lapisan yang lebih baik, sehingga ukuran nodule yang terbentuk lebih kecil. Selain itu, sampel ini juga memiliki nilai weight gain yang paling rendah dan nilai hambatan R1 yang paling tinggi.