digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shafira Annisa Putri
PUBLIC Irwan Sofiyan

Dalam Mekanika Tanah Takjenuh, Kurva Karakteristik Tanah-Air (Soil-Water Characteristic Curve) merupakan komponen utama yang memiliki hubungan terhadap tiga domain yaitu; kuat geser, perubahan volume dan fungsi permeabilitas. Ketiga hal tersebut merupakan komponen penting yang digunakan dalam analisis mekanika tanah. SWCC merepresentasikan variasi kadar air pada lapisan tanah terhadap nilai isapan matric. Kurva Karakteristik Tanah-Air memiliki 3 kondisi yang merepresentasikan kondisi di lapangan melalui pendekatan Mekanika Tanah Tak Jenuh yaitu; drying, wetting dan scanning. Metode pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kertas saring berdasarkan ASTM 5298-16 dengan terlebih dahulu benda uji dilakukan penjenuhan menggunakan konsep Tempe Cell berdasarkan ASTM D 6836-02 dengan modifikasi. Penggunaan shale daerah Cisomang, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat sebagai benda uji dilandaskan oleh letak geografis Jawa Barat yang dikelilingi oleh formasi Jatiluhur/Mdm dan endapat breksi vulkanik dari gunung api yang memiliki karakter kembang-susut dimana hal ini cukup mempengaruhi konstruksi sebuah bangunan. Oleh sebab itu diperlukan analisis mendalam mengenai kondisi karakteristik shale. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap bentuk Kurva Karakteristik Tanah-Air (SWCC) pada 3 kondisi yaitu; drying, wetting dan scanning. Dimana SWCC disajikan pula dalam 3 kondisi kadar air yaitu pada kadar air gravimetrik, kadar air volumetrik dan derajat kejenuhan. SWCC yang telah didapatkan tersebut, harapannya dapat digunakan sebagai kurva prediksi karakteristik shale pada lokasi lain. Dari hasil penelian yang telah dilakukan terhadap berbagai nilai kadar air yaitu; 14%, 16%, 17%, 18%, dan 19%, dapat disimpulkan bahwa SWCC scanning pada shale daerah Cisomang memiliki karakteristik linear logaritmik dan berada diantara SWCC drying dan SWCC wetting. Kemudian disimpulkan pula bahwa, semakin besar nilai kadar air pada kondisi pembasahan-scanning semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi kesetimbangan/waktu ekuilibrium.