Crude glycerol merupakan gliserol yang memiliki kemurnian yang masih rendah
dan hasil samping di industri oleokimia. Proses pemurnian untuk mendapatkan
gliserol dengan kemurnian yang tinggi akan menghasilkan glycerine pitch.
Glycerine pitch saat ini masuk ke dalam kategori limbah B3. Hingga saat ini
glycerine pitch belum termanfaatkan dengan baik dan industri-industri penghasil
glycerine pitch harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk mengolahnya,
yaitu sebesar US$400/ton. Glycerine pitch memiliki kandungan dan wujud yang
berbeda dan dipengaruhi pada proses sebelumnya. Glycerine pitch yang dihasilkan
dengan melalui tahapan transesterifikasi mengandung 0–30% gliserol, <2% air, 20–
60% ash, dan 40–60% Matter Organic Non Glycerol (MONG).
Komposisi senyawa organik dan anorganik yang masih tinggi dalam glycerine pitch
menjadi salah satu petimbangan dalam menentukan cara alternatif yang dapat
dilakukan untuk mengurangi biaya pengolahan limbah. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan memanfaatkan kembali senyawa yang bernilai dapat
glycerine pitch dengan menggunakan proses ekstraksi. Proses ekstraksi pada
penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui pengaruh rasio pelarut dan waktu
ekstraksi dalam proses ekstraksi, sehingga akan diperoleh kombinasi yang paling
baik yang dapat memisahkan kandungan senyawa organik dan anorganik dalam
sampel secara maksimal. Jenis pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pelarut polar berupa Isopropil Alkohol (IPA) dengan rasio massa glycerine pitch
dan volume IPA, yaitu 1:6, 1:8, dan 1:10. Waktu ekstraksi yang dilakukan adalah
1, 2, dan 3 jam. Yield poligliserol terbaik didapatkan dengan rasio 1:10 dan waktu
ekstraksi 3 jam, yaitu 88,12% dengan kadar anorganik 32,97%.