digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Crude glycerol merupakan gliserol yang memiliki kemurnian yang masih rendah dan hasil samping di industri oleokimia. Proses pemurnian untuk mendapatkan gliserol dengan kemurnian yang tinggi akan menghasilkan glycerine pitch. Glycerine pitch saat ini masuk ke dalam kategori limbah B3. Hingga saat ini glycerine pitch belum termanfaatkan dengan baik dan industri-industri penghasil glycerine pitch harus mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk mengolahnya, yaitu sebesar US$400/ton. Glycerine pitch memiliki kandungan dan wujud yang berbeda dan dipengaruhi pada proses sebelumnya. Glycerine pitch yang dihasilkan dengan melalui tahapan transesterifikasi mengandung 0–30% gliserol, <2% air, 20– 60% ash, dan 40–60% Matter Organic Non Glycerol (MONG). Komposisi senyawa organik dan anorganik yang masih tinggi dalam glycerine pitch menjadi salah satu petimbangan dalam menentukan cara alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya pengolahan limbah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan kembali senyawa yang bernilai dapat glycerine pitch dengan menggunakan proses ekstraksi. Proses ekstraksi pada penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui pengaruh rasio pelarut dan waktu ekstraksi dalam proses ekstraksi, sehingga akan diperoleh kombinasi yang paling baik yang dapat memisahkan kandungan senyawa organik dan anorganik dalam sampel secara maksimal. Jenis pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelarut polar berupa Isopropil Alkohol (IPA) dengan rasio massa glycerine pitch dan volume IPA, yaitu 1:6, 1:8, dan 1:10. Waktu ekstraksi yang dilakukan adalah 1, 2, dan 3 jam. Yield poligliserol terbaik didapatkan dengan rasio 1:10 dan waktu ekstraksi 3 jam, yaitu 88,12% dengan kadar anorganik 32,97%.