Peningkatan produksi biodiesel di Indonesia, terutama dari Crude Palm Oil (CPO)
telah berdampak pada meningkatnya jumlah limbah glycerine pitch yang
merupakan produk samping pemurnian gliserol. Limbah ini diklasifikasikan
sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Sampai saat ini, pemanfaatan
glycerine pitch belum optimal, dan industri yang menghasilkan limbah ini harus menghadapi biaya tinggi untuk pemrosesannya. Glycerine pitch yang dihasilkan
melalui tahap transesterifikasi memiliki komposisi sekitar 0-30% gliserol, 2% air,
40-60% abu, dan 40-60% matter organik non gliserol (MONG). Dalam senyawa organik non gliserol (MONG) ini diduga terdapat senyawa poligliserol yang
bernilai tinggi. Pendekatan alternatif untuk mengurangi biaya pengolahan limbah
ini adalah dengan memanfaatkan kembali senyawa bernilai dalam glycerine pitch
melalui proses ekstraksi dan purifikasi serta untuk menentukan parameter terbaik
pada proses pemurnian poligliserol hasil ekstraksi glycerine pitch.
Proses ekstraksi dilakukan untuk mengambil poligliserol dengan pelarut IPA,
selanjutnya dilakukan ion exclusion dengan resin amberlite dan dowex 50w untuk
menghilangkan pengotor yang berbentuk ion. Setelah itu pemucatan warna dilakukan dengan mengontakan poligliserol dengan adsorben pada waktu dan rasio
yang dikehendaki dan dilanjutkan dengan analisis produk poligliserol dengan
parameter residu pada produk gliserol dan absorbansi ekstrak glycerine pitch.
Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa resin terbaik untuk menurunkan
kadar anorganik adalah resin Amberlite IR-120, yang dapat menurunkan kadar
anorganik dari 25,96% menjadi 2,53%. Pada proses pemucatan adsorben terbaik
yang dapat menurunkan absorbansi adalah adsorben komersil dari PT Clariant,
dengan penurunan absorbansi dari 0,392 menjadi 0,203 pada panjang gelombang
750nm.
Penggunaan katalis heterogen berpotensi untuk mengurangi limbah glycerine pitch.
Namun demikian unjuk kerja katalis heterogen masih belum dapat menyamai katalis homogen, sehingga pembentukan glycerine pith belum dapat dihindari dan
harus dicari pemanfaatannya.