Zeni Anggraini.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi Zeni Anggraini.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi COVER_ZENI ANGGRAINI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB I_ZENI ANGGRAINI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB II_ZENI ANGGRAINI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB III_ZENI ANGGRAINI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB IV_ZENI ANGGRAINI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB V_ZENI ANGGRAINI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi BAB VI_ZENI ANGGRAINI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi DAFTAR PUSTAKA_ZENI ANGGRAINI
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
Pencemaran udara di sekitar Kawasan Industri Marunda, Jakarta Utara, telah menjadi perhatian serius baik masyarakat maupun pemerintah daerah, sehingga penelitian mengenai karakterisasi partikulat halus dan identifikasi sumber pencemar di lokasi tersebut sangat diperlukan. Enam puluh sampel partikel halus (PM2,5) dikumpulkan dari pemukiman sekitar Kawasan Industri Marunda di Jakarta Utara. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan instrumen SuperSASS selama 24 jam, setiap 3 hari, pada periode Februari hingga Juli 2023 yang mewakili musim hujan dan kemarau. Konsentrasi massa PM2,5, karbon hitam, dan 19 unsur kimia ditentukan dari filter Teflon. Konsentrasi rata-rata (±CI 95%) massa PM2,5 pada musim hujan dan kemarau masing-masing adalah 27,81 ± 5,18 µg/m3 dan 46,63 ± 4,45 µg/m3. Meskipun konsentrasi PM2,5 lebih rendah selama musim hujan, konsentrasi karbon hitam dan unsur-unsur tertentu tidak menurun secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa zat pencemar memegang peranan penting pada kedua musim di wilayah penelitian. Belerang (S) merupakan unsur yang paling melimpah dengan konsentrasi rata-rata pada musim kemarau (2727,89 ng/m3) lebih tinggi dibandingkan musim hujan (1983,18 ng/m3). Hasil rekonstruksi massa PM2.5 menunjukkan bahwa amonium sulfat dan karbon hitam mempunyai porsi yang besar pada massa PM2,5 di kedua musim. Principal Component Analysis (PCA) - Absolute Principal Component Scores (APCS) – Multi Linear Regression (MLR) diaplikasikan untuk identifikasi dan estimasi kontribusi sumber pencemar PM2,5 di Kawasan Industri Marunda. Sumber emisi kendaraan dan pembakaran biomassa (57,6%), industri petrokimia dan logam (3,5%), proses pengelasan bercampur sumber dari kendaraan (2,8%), dan sulfat sekunder bercampur fugitive dust (36,0%) merupakan sumber pencemar utama terhadap tingkat PM2,5 di lokasi penelitian. Hasil ini diharapkan dapat menjelaskan jenis unsur kimia dan sumber pencemar partikulat udara yang ada di kawasan industri ini, sebagai referensi ilmiah dalam mempelajari permasalahan pencemaran udara di kawasan ini.