Pemantauan kualitas udara merupakan komponen utama dalam upaya pengelolaan kualitas
udara. Partikulat halus (PM2.5) menjadi perhatian di antara polutan udara karena efek
destruktifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Konsentrasi rata-rata tahunan
PM2.5 diperlukan untuk mengetahui paparan jangka panjang berkaitan dengan dampak
kronis dari PM2.5 dan untuk mengevaluasi kualitas udara di setiap kabupaten/kota melalui
Indeks Kualitas Udara (IKU). Namun, berbagai kendala teknis maupun sumberdaya sering
kali menyebabkan pemantauan tidak dapat memenuhi durasi pengukuran 24 jam untuk
rata-rata harian dan selama satu tahun penuh untuk rata-rata tahunan. Kondisi tersebut
berpotensi tidak merepresentasikan nilai rata-rata harian dan tahunan sebenarnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik temporal konsentrasi PM2.5 serta
mengembangkan model estimasi konsentrasi rata-rata harian dari durasi pemantauan
kurang dari 24 jam dan rata-rata tahunan dari jumlah hari pemantauan yang terbatas.
Prediksi dilakukan dengan mensimulasikan kondisi keterbatasan data konsentrasi PM2.5,
mengembangkan faktor koreksi berdasarkan rasio konsentrasi dan mengukur tingkat
kesalahan rata-rata nilai estimasi terhadap nilai aktual. Hasil validasi menunjukkan durasi
minimum pengukuran rata-rata harian yang representatif adalah 16 jam dengan rasio
konsentrasi 0.952 ± 0.0036 (MAE 3.39 µg/m3
; MA 89.63%) dan jumlah hari mininum
prediksi rata-rata tahunan adalah 24 hari (2 data harian dalam 1 bulan) dengan rasio
konsentrasi 1.023 ± 0.070 (MAE 3.97 µg/m3
; MA 88.59%). Prediksi membuktikan secara
jelas, terjadi peningkatan nilai kesalahan pada jumlah hari yang semakin berkurang dalam
perhitungan rata-rata tahunan.