Total Productive Maintenance (TPM) merupakan pendekatan inovatif untuk teknik
pemeliharaan yang mengoptimalkan efektivitas peralatan melalui perbaikan
berkelanjutan yang melibatkan proses produk dan layanan. TPM meliputi
Autonomous Maintenance (AM) dilakukan oleh operator mesin serta Planned
Maintenance (PM) untuk mengurangi waktu henti yang tidak direncanakan. Tujuan
TPM yang menggunakan AM dan PM adalah untuk mengetahui six big losses yang
terdapat pada mesin produksi. Metode yang digunakan yaitu melakukan AM dan
PM untuk meningkatkan nilai Overall equipment effectiveness (OEE) yang
digunakan sebagai alat ukur dalam penerapan Total Productive Maintenance
(TPM) di PT ALB. Evaluasi mesin pengisi kapsul ini diukur melalui availability,
performance rate dan rate of quality product serta menentukan komponenkomponen six big losses. Hasil sebelum dilakukannya TPM menunjukkan nilai
OEE 53,16% pada bulan November dan Desember 2021. Data evaluasi
menggunakan data produksi mesin pengisi kapsul, data pemeliharaan, dan
wawancara langsung pada operator serta pejabat terkait. Hasil penelitian
menunjukkan adanya tingkat non production time yang harus diperbaiki. Faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas mesin pengisi kapsul seperti breakdown
(kerusakan peralatan) dan setup (penyetelan peralatan) mengakibatkan kinerja
mesin turun, tingkat menganggur mesin tinggi serta produktivitas rendah. Namun
setelah dilakukannya interfensi pada mesin selama 8 bulan yaitu Januari hingga
September 2022 terjadi peningkatan OEE lebih dari 75 % serta penurunan
presentase six big losses pada downtime losses dan speed losses. Sehingga nilai ratarata OEE selama bulan Oktober 2022 – Maret 2023 lebih dari 85 %. Nilai OEE
yang tinggi merupakan kontribusi dari nilai rata-rata Performance Rate dan
Availability selama bulan Oktober 2022 – Maret 2023 sebesar 93,51% dan 92,34%.
Dengan adanya interfensi pendekatan TPM terutama dengan melakukan AM dan
PM dapat meningkatkan OEE dari 68,01% menjadi 86,23% melebihi nilai standar.