PLTU Energi Nusantara menghadapi penurunan kinerja, berkurangnya produksi listrik, praktik pemeliharaan yang tidak efisien, dan sanksi keuangan, yang menyebabkan peningkatan biaya dan penurunan pendapatan. Penelitian ini mengatasi masalah-masalah tersebut melalui dua strategi: beralih dari pemeliharaan korektif ke pemeliharaan preventif dan mengevaluasi opsi investasi antara mengganti mesin yang sudah usang atau melakukan pemeliharaan besar.
Pemeliharaan preventif bertujuan untuk mengurangi waktu henti, memperpanjang umur peralatan, dan meningkatkan produksi listrik. Penggantian mesin menawarkan efisiensi dan keandalan jangka panjang yang lebih baik tetapi membutuhkan modal yang signifikan. Sementara itu, pemeliharaan besar adalah solusi jangka pendek yang hemat biaya tetapi mungkin tidak menyelesaikan masalah mendasar.
Menggunakan Business Process Reengineering (BPR), Total Productive Maintenance (TPM), dan Life Cycle Cost Analysis (LCCA), penelitian ini menganalisis data historis dan mengevaluasi dampak finansial dan operasional dari strategi-strategi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan preventif dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi, sementara penggantian mesin memberikan manfaat jangka panjang yang lebih besar meskipun membutuhkan biaya awal yang tinggi. Pemeliharaan besar dapat menstabilkan operasi secara sementara tetapi memiliki keterbatasan.
Penelitian ini memberikan rekomendasi praktis untuk memulihkan kinerja, memastikan stabilitas keuangan, dan mendukung produksi energi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia yang terus meningkat.
Perpustakaan Digital ITB