ABSTRAK Archyuda Farchan
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER - Archyuda Farchan
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 - Archyuda Farchan
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 2 - Archyuda Farchan
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 - Archyuda Farchan
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 4 - Archyuda Farchan
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 5 - Archyuda Farchan
PUBLIC Irwan Sofiyan Pustaka - Archyuda Farchan
PUBLIC Irwan Sofiyan
Kabuapten Pati merupakan daerah dengan potensi kekeringan jika musim kemarau datang. Pasang surut air laut juga cukup jauh mempengaurhi bagian hilir Sungai Juana sehingga mengganggu kualits air sebagai sumber utama irigasi. Di lain sisi saat musim hujan tiba, beberapa daerah di Kabupaten Pati terutama di bagian Sungai Juana sering kali dilanda banjir akibat luapan Sungai Juana. Menindaktlanjuti hal tersebut BBWS Pemali Juana pada TA 2022-2024 melakukan pembangunan bendung karet di Sungai Juana guna memutus intrusi air laut dan juga melakukan normalisasi serta pembangunan tanggul sepanjang ±13 km dalam satu paket pekerjaan yang sama sebagai upaya peningkatan kapasitas pengaliran Sungai Juana. Dampak dari adanya bangunan melintang di Sungai Juana terhadap perubahan morfologi dasar sungainya belum dikaji, sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak dari bendung karet pada Sungai Juana yang baru dibangun terhadap perubahan morfologi dasar sungainya.
Analisis dilakukan dengan simulasi pemodelan numerik hidraulika dan angkutan sedimen menggunakan software HEC-RAS pada ruas Sungai Juana yang dilakukan normalisasi. Hasil pengukuran dasar sungai pada tahun 2022 digunakan untuk verifikasi hasil simulasi pemodelan.
Hasil penelitian diperoleh sedimentasi sejumlah 146.000 m3 pada kondisi eksisting, sedangkan pada kondisi setelah operasional bendung dan normalisasi sedimentasi yang terjadi sejumlah 255.000 m3. Bangunan bendung dan normalisasi pada Sungai Juana berpotensi menambah sedimentasi pada ruas Sungai Juana di wilayah studi sejumlah 109.000 m3 dengan laju sedimentasi 27.500 m3 per tahun. Sedimentasi terjadi akibat perubahan pola kecepatan aliran pada sungai yang cenderung menjadi lambat karena adanya bangunan bendung dan perubahan kemiringan dasar saluran setelah normalisasi.