Kelurahan Dadap merupakan salah satu wilayah di Pesisir Teluk Jakarta yang sering mengalami banjir. Banjir disebabkan oleh muka air laut (rob) dan meluapnya air Sungai Dadap akibat pengaruh pasang surut dan akan semakin parah jika terjadi intensitas hujan yang tinggi. Kajian ini akan membahas banjir yang terjadi akibat beberapa kondisi ekstrem (compound flood) seperti debit banjir ekstrem, pasang surut maksimum, gelombang ekstrem, dan seruak badai (storm surge). Selain itu, juga dikaji pengaruh kenaikan muka air laut, dan penurunan tanah terhadap karakteristik banjir yang terjadi, serta potensi sedimentasi di Sungai Dadap. Rencana penanganan banjir berupa tanggul sungai akan diterapkan sebagai salah satu upaya struktural untuk mencegah meluapnya air sungai. Pemodelan numerik compound flood dilakukan menggunakan dua perangkat lunak yaitu Mike 21 untuk pemodelan hidrodinamika dan rambatan gelombang laut serta HEC-RAS untuk pemodelan hidrolika dan genangan banjir. Output dari Mike 21 berupa elevasi pasang surut kemudian akan menjadi input dalam HEC-RAS.
Pemodelan di Mike 21 menggunakan Mike 21/3 Coupling Model untuk menjalankan modul hydrodynamic dan modul spectral waves secara bersamaan. Pasang surut dan gelombang ekstrem akan menjadi syarat batas model dengan skenario gelombang 2 tahunan, gelombang 100 tahunan, dan kenaikan muka air laut. Pemodelan compound flood di HEC-RAS dilakukan secara unsteady dengan pasang surut sebagai syarat batas (boundary) hilir dan hidrograf debit banjir sebagai syarat batas hulu. Skenario 1 dan 2 dilakukan dengan debit Q50 dan Q100 dan kondisi pasang surut maksimum akibat gelombang 2 tahunan, gelombang 100 tahunan, storm tide, serta gelombang 100 tahunan dan kenaikan muka air laut. Skenario 3 dan 4 dilakukan untuk prediksi kondisi 15 tahun mendatang dengan adanya penurunan tanah dan kenaikan muka air laut akibat global warming. Syarat batas hulu menggunakan hidrograf debit Q50 dan Q100 dan hilir menggunakan pasang surut maksimum akibat gelombang 100 tahunan dan kenaikan muka air laut. Tingginya kenaikan air laut yang digunakan sebesar 7 cm/tahun dan penurunan muka tanah diasumsikan terjadi seragam sebesar 9 cm/tahun.
Untuk kejadian ekstrem yang dimodelkan, digunakan kejadian ekstrem yang terjadi pada bulan Februari (musim hujan). Dari pemodelan Mike 21, didapat bahwa
gelombang yang terjadi di Pantai Dadap setinggi 0,2 – 1,2 m. Namun secara umum tidak terlalu mempengaruhi tinggi pasang surut yang terjadi. Hasil simulasi compound flood menunjukkan genangan terjadi di area kampung nelayan Dadap dengan kedalaman 0,15 – 0,58 m dan mencapai 0,71 m pada saat terjadi storm surge dengan tinggi maksimum 0,44 m. Pada 15 tahun mendatang, dengan adanya penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut, genangan banjir diprediksi akan meluas ke kiri sungai dan di sepanjang sungai dengan kedalaman genangan di area kampung nelayan mencapai 1,65 m. Kondisi sungai Dadap mengalami limpasan air pada ruas penampang yang belum ditanggul. Selain itu, juga pada penampang tanggul eksisting di hilir (River Station 1390 s.d. 1646) dan Sebagian tanggul eksisting di hulu sungai. Untuk mengakomodasi elevasi banjir, diusulkan tanggul di sepanjang Sungai Dadap dengan elevasi 4 m dan 4.2 m di 1 km hulu sungai.