Polusi udara ambien telah menjadi salah satu ancaman kesehatan masyarakat secara
global, WHO memperkirakan 22% kematian dan kecacatan global disebabkan oleh
polusi udara. Diantara bermacam-macam polutan udara, yang menjadi perhatian utama
adalah PM2.5, PM10, NO2, CO,SO2 dan O3. Udara tercemar merupakan salah satu faktor
yang yang menyebabkan berbagai penyakit salah satunya adalah penyakit pernapasan,
populasi yang rentan terhadap pajanan polutan udara adalah anak-anak. Selain itu,
kualitas udara dan konsentrasi polutan udara salah satunya dipengaruhi oleh tata guna
lahan. Kabupaten Bandung dipilih sebagai lokasi penelitian karena salah satu daerah di
Jawa Barat dengan kegiatan dan tata guna lahan yang beragam, yaitu tata guna lahan
pemukiman, industri dan pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko
kesehatan masyarakat terhadap pajanan polutan udara PM2.5,PM10,NO2,CO,SO2 dan O3
pada tiga tata guna lahan yang berbeda Kecamatan Margaasih (permukiman),
Kecamatan Dayeuhkolot (industri) dan Kecamatan Ciparay (pertanian), serta
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gangguan fungsi paru anak.
Pengukuran polutan udara ambien dilakukan selama tujuh hari 24 jam berturut-turut
pada setiap lokasi sampling dengan menggunakan AQMS portable. Kuesioner
digunakan untuk mengetahui pola aktivitas serta keluhan pernapasan. Nilai FVC dan
FEV1.0 digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, yang diukur menggunakan alat
spirometer. Keseluruhan data yang diperoleh diolah dengan software SPPS dengan
analisis data univariat, chi-square dan korelasi. Berdasarkan hasil pengukuran polutan
udara ambien, rata-rata konsentrasi polutan udara pada tata guna lahan industri lebih
besar dibandingkan tata guna lahan pemukiman dan pertanian. Terdapat perbedaan
konsentrasi yang signifikan rata-rata di tiga Kecamatan tersebut (p-value <0,005) untuk
polutan PM2.5, PM10, SO2, CO dan NO2 namun tidak ada perbedaan signifikan rata-rata
konsentrasi polutan (p-value > 0,05). Berdasarkan analisis regresi linear dan korelasi
spearman, fungsi paru anak menurun secara signifikan dengan meningkatnya kadar
PM2.5 ,PM10 ,SO2 ,CO,O3 dan NO2 (P-value <0,05). Anak yang tinggal di tata guna lahan industri 8,86 kali lebih besar mengalami gangguan fungsi paru dibandingkan
responden pada tata guna lahan pertanian CI 95% (2,87-27,31).