Penggunaan komputasi awan membantu organisasi untuk meningkatkan
kinerja, waktu pemasaran lebih cepat, meningkatkan efisiensi, dan menurunkan
biaya operasional. Dalam beberapa tahun terakhir, peran komputasi Awan
menjadi semakin penting, banyak organisasi bermigrasi dan menjalankan sistem
di Awan. Untuk itu mereka memerlukan bantuan pihak ketiga mendukung
pengolahan dan penyimpanan datanya. Situasi ini menjadi ledakan digital yang
signifikan yang diiringi dengan meningkatnya permintaan pasar di era
transformasi digital.
Budaya adalah faktor penting untuk mendukung kinerja organisasi, hal ini
dapat dikelola untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Penting bagi
perusahaan untuk menyadari pentingnya menilai budaya organisasi secara berkala
untuk mempersiapkan perusahaan menghadapi lingkungan yang semakin
menantang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan rencana transformasi
budaya kepada PT LVH Abadi sebagai bagian dari upaya mendukung target
bisnisnya untuk menjadi salah satu pemimpin industri global untuk infrastruktur
komputasi awan publik. Dengan pengalaman bertahun-tahun yang signifikan
dalam bisnis infrastruktur Awan, agar dapat tercapai ekspansi pertumbuhan yang
agresif di dalam dan luar negeri, perusahaan harus lebih inovatif serta mencari
tingkat keunggulan kompetitif yang baru.
Melalui metode yang digunakan (pengukuran OCAI dan kerangka CVF),
penelitian ini mengidentifikasi budaya yang ada sebagai budaya Clan.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, penelitian menyarankan adanya perubahan
transformasi budaya dari Clan, menjadi Adhocracy, didukung sebagai budaya
organisasi masa depan.
Penelitian ini juga mengkaji bagaimana pola pikir kewirausahaan dan
pertumbuhan dianggap hampir sama pentingnya dengan kemampuan mendorong
inovasi, kemampuan kepemimpinan yang kuat di semua tingkat, pengambilan
resiko, kreativitas, inovasi dan sensitifitas pasar menjadi semakin penting. Pada
tingkat implementasi, penelitian ini mengusulkan berbagai program perspektif
perubahan budaya serta desain organisasi.