Kecepatan informasi dalam era globalisasi memunculkan upaya bagi negara Indonesia
dalam pelestarikan kebudayaan dan keseniannya. Tulisan ini merupakan bagian dari
hasil penelitian penulis dalam melihat pola penyerapan budaya asing melalui karya
Dewa Oka pada edisi papan profesional (pro-deck) yang dirilis pada tahun 2015 hingga
2021. Corak kesenian Hindu Bali yang terdiri dari ornamen dan penggambaran
makhluk mitologi pada karya Oka di atas papan seluncur menjadi objek kajian penulis
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam pendekatan keilmuan
etnografi dimana pendekatan ini melibatkan peneliti secara langsung hadir di lapangan
dengan tujuan untuk mencari data dan fakta dari data penelitian. Dalam pembacaan
karya, penulis menggunakan metode analisis ikonografi yang terdiri dari beberapa
tahap dalam melihat unsur-unsur visual dan latar belakang dari sebuah karya sehingga
dapat menjawab beberapa rumusan masalah dalam penelitian yang diantaranya
mengenai bagaimana pola penyerapan budaya dalam praktik pengkaryaan Oka di atas
papan seluncur, representasi budaya Hindu Bali dan mengapa Oka menghadirkan
kebudayaan Hindu Bali dalam karyanya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengkaryaan Oka menunjukkan adanya
kecenderungan pola penyerapan budaya terhadap budaya asing dengan pola koral atau
Coral Pattern dimana bentuk artefak tidak berubah, namun gambar ilustrasi pada
papan seluncur berubah dari kecenderungan budaya Punk menjadi corak budaya Hindu
Bali. Budaya Bali direpresentasikan dalam karya Oka melalui objek-objek makhluk
mitologi Hindu Bali dimana objek tersebut merepresentasikan memori dan kejadian
yang Oka alami selama hidup. Melalui objek makhluk mitologi pada karya Oka di atas
papan seluncur, Oka menghadirkan identitas diri sebagai penganut keeprcayaan Hindu
yang lahir dan besar di Bali. Hal tersebut menunjukkan adanya identitas yang
membedakan Oka dengan karya ilustrasi di atas papan seluncur lainnya.