Di masa kini, semakin bermunculan organisasi-organisasi yang mengadopsi cara
kerja agile, sebagai upaya untuk tetap relevan dengan perubahan kebutuhan pasar
yang cepat. Perubahan yang cepat di berbagai aspek antara lain manusia, proses
dan teknologi pada organisasi agile memerlukan manajemen pengetahuan yang
tepat. Oleh karena itu, sangat penting untuk menilai tahap kematangan Manajemen
Pengetahuan organisasi agile untuk mengidentifikasi permasalahan pada
Manajemen Pengetahuan, menemukan akar penyebab permasalahan, dan
mengembangkan rencana aksi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Penelitian ini menganalisis tingkat kematangan Manjaemen Pengetahuan pada PT
Langit Bintang, PT Langit Bintang merupakan perusahaan teknologi yang
menerapkan cara kerja agile dan berbasis di 3 negara yaitu Indonesia, Singapura,
dan India. Telah dilakukan tinjauan literatur berdasarkan literatur yang tersedia
di database akademik seperti ProQuest, IEEE, Academia dan database tugas akhir
ITB untuk menemukan metode penilaian yang paling sesuai untuk kematangan
Manajemen Pengetahuan dengan kata kunci “KM maturity”, “KM assessment”,
dan KM model”. Ada banyak penelitian yang mengangkat mengenai model
penilaian kematangan Manajemen Pengetahuan. Setelah mengkaji berbagai model
penilaian, penulis mempertimbangkan 3 model berbeda untuk digunakan dalam
penelitian ini, yaitu APQC (American Productivity & Quality Center), GKMMM
(General Knowledge Management Maturity Model) dan KM3 (Knowledge Maturity
Model) di PBC (Project Based Company). Persamaan APQC dan GKMMM ini
iv
adalah sama-sama membagi tingkat kematangan menjadi 5 tahap, sedangkan KM3
dalam PBC membaginya menjadi 7 tahap. Perbedaan antara KM3 di PBC dengan
APQC dan GKMMM adalah APQC dan GKMMM mendefinisikan area-area utama
yang mempengaruhi kematangan Manajemen Pengetahuan dalam organisasi,
sedangkan KM3 di PBC tidak mendefinisikan area-area utama tersebut. Namun,
KM3 di PBC merupakan penelitian terbaru dan pertanyaan penilaiannya lebih
terperinci dan teknis dibandingkan dengan APQC dan GKMMM. Penulis
berpendapat bahwa pertanyaan penilaian yang diajukan KM3 di PBC adalah
model yang paling tepat untuk menilai kematangan Manajemen Pengetahuan PT
Langit Bintang, dikarenakan kesamaan antara organisasi berbasis proyek dan
organisasi berbasis agile dalam hal struktur organisasi.
Metodologi penelitian dan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
menggabungkan metodologi kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif dengan
melakukan survei kepada seluruh karyawan di PT Langit Bintang dan kualitatif
dengan melakukan analisis 5 Why RCA dan TOWS dengan cara mendefinisikan
penyebab permasalahan Manajemen Pengetahuan di PT Langit Bintang.
Penelitian ini menggunakan kombinasi kualitatif dan kuantitatif karena penulis
menilai penilaian kematangan Manajemen Pengetahuan akan lebih objektif dengan
menggunakan metode kuantitatif, sedangkan penelitian kualitatif diperlukan untuk
mendefinisikan permasalahan dan tindakan yang diperlukan untuk perbaikan.
Penelitian ini membantu PT Langit Bintang untuk mengidentifikasi tingkat
kematangan Manajemen Pengetahuan saat ini dan tantangannya. Juga
menawarkan rekomendasi untuk perbaikan di masa depan. Penelitian ini dapat
menjadi titik awal untuk penelitian berskala lebih besar di masa depan khususnya
untuk mempelajari perilaku Manajemen Pengetahuan dalam organisasi agile