ABSTRAK Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Ridha Albary
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Penggunaaan baja karbon rendah API 5L X52 menjadi pilihan material pipeline yang ekonomis dan efektif di industri minyak dan gas karena ketahanan korosinya yang baik, meskipun perlu diperhatikan risiko korosi mikrobiologi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mempelajari dampak dari bakteri Bacillus aryabhattai SKC-5 serta penambahan glutaraldehid terhadap proses biokorosi pada paduan baja karbon rendah di dalam lingkungan air laut. Spesimen yang digunakan berupa pipa API 5L X52 yang direndam dalam air laut yang mengandung bakteri dan glutaraldehid selama 7 dan 14 hari. Jumlah bakteri dalam larutan uji dievaluasi melalui metode Total Plate Count (TPC) dan pengukuran Optical Density (OD). Sementara perilaku korosi spesimen dalam larutan uji dianalisis melalui pengujian elektrokimia dan weight loss. Identifikasi produk korosi pada permukaan spesimen dilakukan menggunakan teknik Fourier Transform Infrared spectroscopy (FTIR), X-ray diffraction (XRD), dan Scanning electron microscope (SEM) yang dilengkapi dengan Energy dispersive spectroscopy (EDS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan bakteri mengurangi laju korosi pada spesimen yang direndam, yaitu sebanyak 65.13% setelah 7 hari dan 90.87% setelah 14 hari berdasarkan pengujian weight loss. Nilai rapat arus pada spesimen juga mengalami penurunan sebesar 3.4% setelah 7 hari dan 27.57% setelah 14 hari berdasarkan hasil ekstrapolasi tafel. Kehadiran bakteri juga meningkatkan nilai tahanan polarisasi sebesar 46.5x pada durasi imersi 7 hari dan 10.6 kali pada durasi imersi 14 hari. Hasil uji TPC menunjukkan bahwa glutaraldehid menghambat pertumbuhan bakteri secara signifikan, yaitu sebanyak 95.78% untuk bakteri planktonik dan 79.09% untuk bakteri sesil dan juga pengurangan nilai absorbansi berdasarkan hasil uji OD. Sejalan dengan berkurangnya sebaran unsur karbon hasil aktivitas bakteri sebanyak 8.03% selama durasi imersi 7 hari dan 1.46% pada durasi imersi selama 14 hari. Kehadiran glutaraldehid efektif menurunkan laju korosi pada spesimen yang diimersi di air laut berbakteri dengan efisiensi 56.28% pada durasi imersi 7 hari dan 51.27% pada durasi imersi 14 hari serta menurunkan nilai rapat arus korosi dan meningkatkan tahanan polarisasi spesimen. Kehadiran biofilm bakteri terkonfirmasi dari sebaran unsur karbon pada permukaan spesimen melalui pengujian SEM-EDS. Hasil ini juga didukung dengan ditemukannya fungsional grup yang berasal dari bakteri berdasarkan pengujian FTIR. Pengujian XRD juga membuktikan bahwa terjadi oksidasi ferrous menjadi ferric oleh bakteri dengan ditemukannya Fe+3O(OH).