digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengelolaan sampah rumah tangga masih menjadi permasalahan di Indonesia. Hal tersebut umumnya terjadi di kota-kota besar seperti Bandung. Permasalahan yang terjadi adalah masih kurangnya fasilitas dan transportasi pengelolaan sampah rumah tangga. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu menangani masalah tersebut adalah pengembangan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat yaitu bank sampah. Pendirian sebuah bank sampah tentunya akan lebih efektif jika diawal dengan program pendampingan seperti edukasi pengelola dan masyarakat mengenai sistem bank sampah serta pentingnya pengelolaan sampah dari sumber. Bank sampah dengan program pendampingan diduga akan menghasilkan tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat yang lebih tinggi terhadap pengelolaan sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat pada Bank Sampah A yang pernah mendapatkan program pendampingan dengan Bank Sampah B yang tidak mendapatkan program pendampingan. Instrumen dari penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan dari variabel tingkat pengetahuan, persepsi, sikap, perceived behavioral control (PBC), intention dan perilaku mengelola sampah yang dibangun atas theory of planned behavior (TPB). Anlisis uji banding mann whitney dan uji regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah responden sebanyak 78 responden Bank Sampah A dan 76 responden Bank Sampah B. Hasil penelitian menunjukan jika tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat di sekitar Bank Sampah A dan Bank Sampah B berbeda secara signifikan (p-value = 0.00). Perilaku memilah masyarakat di sekitar Bank Sampah A menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan Bank Sampah B, dengan rata-rata sampah terpilah sebanyak 2.4 kg, saldo rata-rata nasabah sebesar Rp. 107.000 dan jumlah orang yang sudah diajak bergabung sebanyak 9 orang.