Pengelolaan sampah rumah tangga masih menjadi permasalahan di Indonesia. Hal
tersebut umumnya terjadi di kota-kota besar seperti Bandung. Permasalahan yang
terjadi adalah masih kurangnya fasilitas dan transportasi pengelolaan sampah rumah
tangga. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu menangani masalah
tersebut adalah pengembangan pengelolaan sampah rumah tangga berbasis
masyarakat yaitu bank sampah. Pendirian sebuah bank sampah tentunya akan lebih
efektif jika diawal dengan program pendampingan seperti edukasi pengelola dan
masyarakat mengenai sistem bank sampah serta pentingnya pengelolaan sampah
dari sumber. Bank sampah dengan program pendampingan diduga akan
menghasilkan tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat yang lebih tinggi
terhadap pengelolaan sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat pada Bank Sampah
A yang pernah mendapatkan program pendampingan dengan Bank Sampah B yang
tidak mendapatkan program pendampingan. Instrumen dari penelitian ini
menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan dari variabel tingkat
pengetahuan, persepsi, sikap, perceived behavioral control (PBC), intention dan
perilaku mengelola sampah yang dibangun atas theory of planned behavior (TPB).
Anlisis uji banding mann whitney dan uji regresi linear berganda digunakan dalam
penelitian ini dengan jumlah responden sebanyak 78 responden Bank Sampah A dan
76 responden Bank Sampah B. Hasil penelitian menunjukan jika tingkat
pengetahuan, persepsi dan sikap masyarakat di sekitar Bank Sampah A dan Bank
Sampah B berbeda secara signifikan (p-value = 0.00). Perilaku memilah masyarakat
di sekitar Bank Sampah A menunjukan hasil yang lebih tinggi dibandingkan Bank
Sampah B, dengan rata-rata sampah terpilah sebanyak 2.4 kg, saldo rata-rata
nasabah sebesar Rp. 107.000 dan jumlah orang yang sudah diajak bergabung
sebanyak 9 orang.