digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konsep seni dan patung digunakan untuk merujuk pada serangkaian kreasi dan praktik manusia yang menggunakan benda dan bahan berkualitas plastis. Sejak awal, seni dan patung dikembangkan dalam lingkungan mistik, magis, ritual, dan religi. Hal tersebut meningkatkan unsur sakral pada seluruh peradaban di dunia. Patung juga mencakup aspek dalam kualitas formal, fungsi, dan makna. Dengan kata lain, seni dan patung telah menimbulkan keraguan serius tentang relevansi dan fungsinya dalam tiap kondisi masyarakat yang berbeda sepanjang sejarah. Seni patung telah berkembang sebagai salah satu seni visual yang paling banyak digunakan oleh manusia karena memungkinkan mereka untuk mengomunikasikan pikiran, perasaan, juga emosi manusia secara jelas dan tiga dimensi. Proyek seni patung ini lahir dari pengalaman seniman dan interaksi psikis dan spiritualnya dengan seni, tradisi, dan masyarakat Indonesia selama tinggal di Bandung. Aspek-aspek ini telah berkontribusi dan menambah pengetahuan tentang wayang pada seniman. Hal itu mendorong rasa keingintahuan untuk menemukan kembali nilai ekspresif yang berbeda dan mengubah dengan simbologi kesenian baru pada seni pertunjukan ini. Seniman mengunakan bahanbahan mulia seperti kayu daur ulang yang berasal dari hutan Bandung. Tujuannya adalah mendapat nilai-nilai estetis dan harmonis untuk membantu memperbarui simbol wayang yang telah diabadikan oleh seniman melalui siluet. Seniman bereksperimen dan mengeksplor konsep seni kuno dan modern dan bermain dengan teknik perakitan patung untuk menemukan kembali atribut mistis dan ritual yang sudah tersembunyi dalam seni pertunjukan wayang. Patung-patung dibuat dalam bentuk wayang yang dirakit dari kayu dan dipoles (amplas) sehingga menghasilkan tekstur teknik non-finito pada permukaan patung-patungnya. Seniman telah menciptakan kembali lingkungan yang menyenangkan dengan patung kayu dan simbolisasi wayang golek, ia telah menemukan ukuran yang tepat antara nilai mistik dan religi, antara gagasan indah dan simbolis. Dengan cara ini seniman berpisah dengan sifat ilmiah-filosofis yang telah mengembangkan pemikiran artistik-ilmiah manusia pada saat ini. Kualitaskualitas ini mempengaruhi pemahaman dan makna mistik seni patung secara langsung, yaitu aspek sakral dalam seni yang saat ini mulai memudar. Misteri yang melingkupi praktik manusia ini tertinggal oleh proses kreatif tanpa estetika dari seniman kontemporer. Dengan kata lain, proses ini telah menghambat pengalaman spiritual, sakral, unik, dan berharga yang dihasilkan patung pada pancaindra penonton. Hasil karya proyek seni patung ini tidak dapat dikatakan sebagai penistaan budaya karena penodaan estetis dan formal dari karakter wayang yang pernah dibagian dalam beberapa potongan. Akan tetapi, ini adalah salah satu cara bagi seniman dalam menciptakan objek seni yang mengubah konsep wayang melalui proyek patung inovatif sehingga mengekspresikan perspektif baru dan kualitas estetika tinggi. Seniman mempromosikan modernisasi simbolis wayang melalui proyek patung. Baginya, bekerja dengan nilai-nilai tradisional di dalam dunia anakronis dan kontemporer seperti ini adalah cara yang berani untuk menyelamatkan seni tradisional yang telah ditakdirkan untuk kesenangan persepsi visual dan intelektual untuk memperkaya budaya dan tradisi manusia masing-masing.