digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dwi Nanda Putra Hartoto
PUBLIC Irwan Sofiyan

Kegiatan pengamatan pasang surut air laut telah dilakukan sejak lama di Indonesia untuk keperluan menjaga kedaulatan perbatasan negara, rekayasa di lingkungan pantai, dan pemantauan kebencanaan. Pengamatan yang dilakukan selama ini masih menggunakan alat berbasis sensor-sensor yang biasa disebut dengan tide gauge. sensor pasut tersebut dirancang secara permanen bersama antena GNSS di beberapa stasiun khususnya di lingkungan Pantai. Sensor pasut yang dipasang permanen tersebut rentan terhadap perubahan suhu dan tekanan yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pembacaan data pasut. Selain itu, sensor pasut yang digunakan untuk kebutuhan jangka panjang dapat dipengaruhi oleh pergerakan permukaan tanah yang menjadi referensi bacaan pasut. Perkembangan teknologi pada segmen hardware dan didukung oleh software yang mutakhir telah membawa GNSS untuk keperluan pengamatan informasi di sekitar lokasi stasiun GNSS. Data pasang surut air laut dapat dipreoleh dari sinyal satelit yang terpantul (multipath) dari permukaan air laut. Teknik tersebut disebut dengan GNSS-interferometric reflectometry (GNSS-IR). Para peneliti yang telah lama mengembangkan algoritma yang dituangkan di dalam software untuk teknik GNSS-IR mampu menghasilkan ketelitian dalam orde centimeter yang mana telah hampir sama dengan sensor pasut tide gauge. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi data pasang surut di Indonesia khususnya di stasiun Paleleh dan Bengkunat dengan menggunakan kontrol kualitas yang sesuai dengan keadaan lokasi stasiun pengamatan. Kontrol kualitas yang digunakan untuk menghilangkan bias-bias secara numerik maupun fisik. Selain itu, penambahan segmen satelit dapat meningkatkan resolusi temporal menjadi lebih baik. Segmen satelit yang digunakan dalam penelitian menggunakan satelit GPS, GLONASS, dan GALILEO. Hasil penelitian menunjukkan ketelitian tinggi reflektor GNSS-IR di stasiun Paleleh lebih baik dibandingkan stasiun Bengkunat, serta menghasilkan akurasi yang sangat baik terhadap sensor tide gauge yang ditunjukkan dalam nilai RMSE ~8 cm. Hasil uji korelasi juga menunjukkan hubungan yang sangat kuat di masing-masing stasiun yaitu 98% di stasiun Paleleh dan 95% di Bengkunat. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan pengamatan pasut menggunakan teknik GNSS-IR dapat menjadi alternatif utama dalam menganalisis informasi.