digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dicky Hendrawan
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Perubahan iklim global telah meningkatkan perhatian terhadap fenomena kenaikan muka air laut yang menjadi isu krusial di wilayah pesisir, terutama di Indonesia bagian barat yang memiliki kepadatan penduduk tinggi, infrastruktur penting, dan dinamika oseanografi yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabilitas dan tren muka air laut dengan pendekatan integratif menggunakan tiga sumber data utama: data pasang surut dari 29 stasiun tide gauge dan 24 stasiun CORS milik BIG (periode 2012–2022), data altimetri satelit dari CMEMS, serta hasil simulasi dari sembilan model CMIP6 (SSP5-8.5) dan tujuh model (SSP2-4.5). Analisis dilakukan dengan korelasi Pearson untuk mengevaluasi kesesuaian variabilitas dan metode Ordinary Least Squares untuk menghitung tren linier, baik secara spasial maupun temporal. Hasil menunjukkan bahwa tren kenaikan muka laut berdasarkan data altimetri berada pada kisaran +2 hingga +6 mm/tahun, sementara data pasang surut menunjukkan variasi lebih besar, khususnya di wilayah pesisir yang mengalami penurunan muka tanah seperti utara Jawa. Korelasi antara pasang surut dan altimetri umumnya tinggi di laut terbuka (r ? 0,6), namun menurun di daerah pesisir yang kompleks. Beberapa model seperti ACCESS-CM2 dan CanESM menunjukkan hasil yang konsisten dengan observasi, sedangkan MIROC6 dan FGOALS-g3 cenderung menunjukkan hasil yang lebih rendah dari tren aktual. Studi ini menegaskan pentingnya pendekatan multi-data dan validasi model untuk menghasilkan proyeksi kenaikan muka laut yang lebih akurat dalam mendukung upaya adaptasi wilayah pesisir terhadap perubahan iklim.