Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia. Pada tahun 2014, terdapat 9,6 juta kasus baru tuberkulosis dan diperkirakan 1,5 juta orang meninggal karena penyakit ini. Satu juta dari kasus baru ini terjadi di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi penderita tuberkulosis terbanyak kedua, di dunia. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antituberkulosis dari Anredera cordifôlia (Ten.) Steenis (binahong), Hibiscus sabdariff¿t L (rosellq), Kaempferia galanga L. (kencur), dan Piper crocatum N.E. Br. (sirih merah) dalam bentuk tunggal dan kombinasi bersama obat antituberkulosis (OAT) dalam menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis galur sensitif dan multi-drug resâtant (MDR). Ekstrak etanol daun binahong, bunga rosella, rimpang kencur, dan daun sirih merah (50-1000 gg/mL) diuji aktivitasnya secara in vitro terhadap M. tuberculosis galur sensitif H37Rv dan MDR (resisten insoniazid-ethambutol dan rifampisin-streptomisin) menggunakan metode proporsi pada media Lõwenstein—Jensen (LJ) selama 8 minggu. Hasil dari uji pendahuluan ini akan digunakan untuk tahap selanjutnya dimana ekstrak tanaman akan dikombinasikan dengan ekstrak tanaman lain dan/atau obat antituberkulosis. Aktivitas antituberkulosis dievaluasi melalui persentase inhibisi yang didapat dengan cara menghitung rata-rata pengurangan jumlah koloni pada media yang mengandung bahan uji dibandingkan dengan media tanpa bahan uji (kontrol). Semua ekstrak mampu menghambat pertumbuhan bakteri M. tuberculosis galur sensitif H37Rv dan MDR. Secara umum, aktivitas paling baik ditunjukkan oleh ekstrak K. galanga yang mampu menghambat secara total pertumbuhan H37Rv pada konsentrasi 1000 pg/mL dan kedua galur resisten pada konsentrasi 500 pg/mL. Ekstrak binahong, rosella, dan sirih merah menunjukkan KHM >1000 pg/mL terhadap M. tuberculosis. Kombinasi ekstrak dan OAT hingga konsentrasi terkecil yang diujikan (1/4 KHM OAT dikombinasikan dengan 1/4 KHM kencur atau 1/4 konsentrasi uji terbesar untuk ekstrak lainnya) mampu menghambat 100% pertumbuhan semua galur M. tuberculosis. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Anredera cordifolia (Ten.) Steenis, Hibiscus sabdariffa L., Kaempferia galanga L. , dan Piper crocatum N.E. Br. memiliki aktivitas yang baik dalam menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis termasuk galur resisten, khususnya dalam bentuk kombinasi bersama obat antituberkulosis.