Latar belakang dan tujuan: Mycobacterium tuberculosis (Mtb) merupakan patogen yang mampu persisten dalam tubuh tanpa gejala yang disebut tuberkulosis fase laten (latent tuberculosis infection, LTBI). Pada permukaan Mtb, terdapat mannose capped lipoarabinomannan (ManLAM) yang memediasi interaksi antara bakteri dan makrofag melalui reseptor manosa. Penelitian ini bertujuan mengembangkan formulasi nanopartikel komposit untuk sistem penghantaran obat antituberkulosis (OAT) rifampisin dengan agen pentarget berupa acemannan. Acemannan adalah sakarida dengan struktur polimanosa yang merupakan komponen utama Aloe vera. Mekani?me transfeksi nanopartikel komposit kedalam makrofag adalah dengan memimik masuknya Mtb dengan memanfaatkann interaksi antara acemannan dan reseptor manosa. Metode: Acemannan diisolasi dengan metode pengendapan etanol dan dihidrolisis menggunakan HCI serta pemanasan. Hasil isolasi kemudian dikarakterisasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), reaksi kolorimetri antron dan penentuan kadar menggunakan Congo Red. Acemannan selanjutnya dikonjugasi dengan kitosan menggunakan agen pereduksi amin berupa natrium triasetoksiborohidrat. Konjugat kitosan-acemannan kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofotometri infra merah (FTIR), KLT dan viskometer kapiler untuk menganalisis perubahan bobot molekul. Proses optimasi sediaan diawali dengan pembuatan sistem lipid nanostruktur (NLC). Komponen fase lipid NLC terdiri dari asam oleat dan stearil alkohol yang dilarutkan dalam etil asetat. Kedalam fase lipid kemudian dilarutkan rifamp?sin. Sistem NLC ini distabilkan oleh surfaktan Tween@80. Pengembangan foimula dilakukan dengan mengoptimasi jumlah surfaktan, jumlah lipid padat dan lipid cair serta jumlah zat aktif. Pada proses pembuatan, kecepatan dan larna ultraturaks serta sonikasi juga dilakukan optimasi. Sediaan dikembangkan lebih lanjut dengan penambahan konjugat kitosan—acemannan dalam NLC sehingga membentuk nanopartikel komposit. Kedua sistem tersebut dihubungkan -melalui interaksi elektrostatik antara asam oleat dan stearil alkohol pada NLC dan kitosan. Karakterisasi nanopartikel komposit meliputi ukuran partikel, indeks polidispersitas, zeta potensial dan efisiensi penjeratan rifampisin. Selain itu, dilakukan uji pelepasan rifampisin dari sediaan pada PH 5 dan 7,4 serta uji toksisitas bahan. Nanopartikel komposit disimpan dalam bentuk padatan rekonstitusi dengan metode
iv
pengeringan liofilisasi. Stabilitas sediaan dilihat dari segi ukuran dan kadar rifampisin pada suhu penyimpanan 250C dan 40C. Morfologi sediaan dianalisis menggunatan TEM dan mikroskop konfokal. Hasil: Acemannan hasil isolasi menunjukkan karakteristik yang sama dengan pembanding BiAloe dan memberikan kadar 82,78±3,6%. Hasil konjugasi menunjukan adanya perubahan bilangan gelombang Pita amida dan pembentukan basa Schiff. Pada penelitian ini diperoleh ukuran NLC 181,3+5,8 nm, indeks polidispersitas 0,3 dan zeta potensial -4,48±2,1. Ketika ditambahkan konjugat kitosan-acemannan, ukuran nanopartikel komposit meningkat menjadi 315,2±4,3 nm dengan indeks polidispersitas 0,28±0,02 dan zeta potensial 1,66+1,39. Persen penjeratan rifampisin dalam komposit nanopartikel diatas 90%. Pembentukan nanopaffikel komposit dengan mencampurkan konjugat kitosan—acemannan sebelum terbentuknya NLC memberikan ukuran yang lebih kecil daripada pengadsorpsian konjugat setelah terbentuknya NLC. Pelepasan rifämpisin dari nanopartikel komposit lebih tinggi pada pH 5 dan bersifat nontoksik. Proses pengeringan sediaan menggunakan teknik liofilisasi tidak memberikan perubahan yang bermakna dari segi ukuran partikel Penyimpanan padatan nanopartikel komposit pada suhu 250C dan 40C bersifat stabil dari segi kadar dan ukuran partikel setelah dilakukan rekonstitutsi. Nanopartikel komposit menunjukkan ukuran Yang homogen, bundar dengan NLC dibagian tengah dan konjugat kitosan-acemannan yang sebagian besar berada di sekeliling lipid nanostruktur. Kesimpulan: Didapatkan formula optimum nanopartikeL komposit yang berpotensi meningkatkan transfeksi rifampisin kedalam makrofag untuk membunuh Mtb pada tuberkulosis fase laten.