digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Salah satu permasalahan pada TB adalah resistensi bakteri sehingga perlu dikembangkan alternatif pengobatan. Dalam penelitian ini akán diuji 3 tanaman obat yang dari penelitian sebelumnya diketahui menilki aktivitas antibakteri, yaitu kulit buah delima (Punica granatum), daun sereh (Cymbopogon citratus) kulit buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Diteliti pula interaksi tanaman obat tersebut dengan antibiotik standar TB. Ekstraksi ketiga tanaman uji dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Kemudian dibuat media Lowenstein-Jensen (LJ) yang didalamnya mengandung ekstrak tanaman uji dengan konsentrasi 10, 25, 50, 100 gg/mL. Selanjutnya dilakukan uji aktivitas dengan cara proporsi terhadap 3 galur Mycobacterium tuberculosis yaitu sensitif H37Rv, resisten HE dan resisten SR. Masing-masing pada 2 konsentrasi uji, yaitu konsentrasi 10-3 dan 10-5 McFarland. Setelah terpilih konsentrasi yang memberikan aktivitas optimum terhadap M.tuberculosis baik yang sensitif maupun resisten, dilakukan pengujian interaksi aktivitas antimikobakterium kombinasi tanarnan uji dengan obat standar TB. 'Hasil yang diperoleh pada penapisan fitokimia, semua ekstrak dan simplisia tanaman uji mengandun alkaloid dan flavonoid. Pengujian terhadap M.iuberculosis sensitif H37Rv 10- McFarland, persentase hambatan pertumbuhan lebih dari 50% tecapai pada C.aurantifolia 10, 25, 100 gg/mL, P.granatum 10, 25, 50 gg/mL dan C.citratus 10, 25, 50, 100 pg/mL. Pengujian terhadap M.tuberculosis resisten SR 10 5 McFarland, persentase hambatan pertumbuhan lebih dari 50% hanya terdapat pada P.granatum 100 gg/mL. Pengujian terhadap M.tuberculosis resisten HE 10 5 McFarland, persentase hambatan pertumbuhan lebih dari 50% tecapai pada C.aurantifolia 25 dan 100 gg/mL, P.granatum 25 gg/mL dan C.citratus 25, 50 gg/mL. Pada M.tuberculosis 10-5 McFarland, interaksi menguntungkan terdapat pada kombinasi streptomisin dengan P.granatum dan C.citratus serta kombinasi ethambutol dengan P.granatum dan C.aurantifolia. Interaksi merugikan terjadi pada isoniazid dengan C.citratus dan rifampisin dengan C.aurantifolia. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak etanol P.granatum 100 gg/mL menunjukkan aktivitas antituberkulosis yang lebih baik dibandingkan ekstrak etanol C.aurantifolia dan C.citratus serta memberikan interaksi yang menguntungkan dengan streptomisin dan ethambutol pada M. tuberculosis resisten 10-5 McFar1and.