Gempabumi yang berhubungan dengan sesar aktif di daratan sering menyebabkan
kerusakan parah dan korban jiwa karena jaraknya yang dekat dengan pusat aktivitas
manusia. Dalam beberapa tahun terakhir, gempa-gempa dangkal dengan magnitudo
rendah terjadi di selatan Garut, Jawa Barat, tiga di antaranya dilaporkan merusak.
Gempa-gempa tersebut diinterpretasikan berhubungan dengan sesar aktif, yaitu
Sesar Garsela. Informasi mengenai Sesar Garsela masih sangat minim,
interpretasinya baru berdasarkan kelurusan episenter gempa dan analisis
mekanisme fokus gempa tahun 2016 dan 2017.
Penelitian ini mengkombinasikan pemodelan inversi gravitasi tiga dimensi (3D)
dengan magnetotellurik (MT) dua dimensi (2D) untuk mempelajari kondisi bawahpermukaan. Secara umum analisis serta pemodelan gravitasi dan MT menunjukkan
hasil yang saling berkorelasi dan sesuai dengan informasi geologi permukaan. Hasil
pemodelan gravitasi dan MT menunjukkan kelurusan blok tinggian batuan dasar
berarah timur laut – barat daya, membentuk Tinggian Kiamis. Blok tinggian batuan
dasar tersebut semula merupakan sesar geser regional yang kemudian menjadi jalur
naiknya magma membentuk kelurusan tubuh vulkanik yang memotong Cekungan
Garut.
Panas dari tubuh intrusi magmatik menurunkan stress normal efektif pada bidang
sesar, dan kemudian menginisiasi terjadinya gempabumi. Penelitian ini mendukung
pendapat yang menyatakan gradien tekanan/temperatur (PT) fluida pori
berkontribusi terhadap inisiasi dan perambatan gempa. Mekanisme terjadinya
gempa dangkal di daerah Garut selatan dijelaskan sebagai hasil interaksi antara
deformasi tektonik dan aktivitas magmatik. Geologi permukaan yang didominasi
produk vulkanik muda harus menjadi perhatian karena dapat mengamplifikasi
guncangan tanah saat terjadi gempa, dan dapat menyebabkan dampak kerusakan
yang lebih luas.