digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah penelitian terletak di lereng utara Gunung Welirang, Kecamatan Pacet dan Trawas. Daerah ini merupakan Kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang dikelola oleh pihak Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soeryo dan di dalamnya terdapat Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Arjuno-Welirang. WKP tersebut tumpang tindih dengan lahan peruntukan hutan lindung, produksi, dan konservasi. Hutanhutan ini diduga sebagai area resapan bagi mata air-mata air yang dimanfaatkan warga untuk keperluan air bersih dan pariwisata. Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi hidrogeologi, khususnya mendelineasi area resapan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kondisi geologi, analisis hidrogeokimia mata air, dan analisis potensi area resapan. Analisis kondisi geologi dan hidrogeokimia mata air digunakan untuk mengetahui kondisi geologi pengontrol sistem hidrogeologi, khususnya area resapan. Area resapan didelineasi berdasarkan observasi lapangan dan analisis GIS-AHP. Analisis GIS-AHP mengintegrasikan lima kriteria yaitu, litologi, tutupan lahan, densitas kelurusan, densitas drainase, dan kemiringan lereng. Kelima kriteria tersebut dinilai mengontrol potensi resapan di daerah penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, kondisi geologi utama yang mengontrol hidrogeologi di daerah penelitian adalah litologi dan struktur geologi. Keluaran mata air berasal dari pola aliran air tanah lokal yang mengalami interaksi air-batuan minim dan jarak mata air yang dekat dengan area resapannya. Pembobotan menggunakan metode AHP menghasilkan persen bobot kriteria litologi (31%), tutupan lahan (12%), densitas kelurusan (23%), densitas drainase (13%), dan kemiringan lereng (21%). Hasil delineasi area resapan menggunakan metode GIS-AHP menghasilkan empat klasifikasi dengan persen luas areanya, yaitu sangat rendah (5%), rendah (47%), tinggi (40%), dan sangat tinggi (8%). Area dengan potensi resapan yang tinggi dikontrol litologi dengan laju infiltrasi tinggi seperti tuf dan breksi tuf, daerah dengan keberadaan rekahan dan kekar yang intensif sebagai jalur masuknya air, dan morfologi yang relatif landai (0°-8°) yang mendukung waktu retensi air hujan. Pengembangan area WKP disarankan difokuskan pada area di sekitar pusat erupsi Gunung Welirang maupun area di sekitar mata air panas Padusan dikarenakan memiliki persebaran nilai potensi resapan sangat rendah-rendah yang dominan.