Sistem Panas Bumi Cangga-Puma terletak di Kecamatan Hu’u, Kabupaten
Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada beberapa sumur bor
didapatkan hasil berupa temperatur tinggi (>200oC) dan dugaan adanya
overprinting mineral alterasi. Selain itu sudah dilakukan pembuatan peta
geologi dan penampang baik geologi maupun alterasi berdasarkan 2 sumur.
Sehingga untuk lebih memahami geologi bawah permukaan diperlukan
integrasi dari beberapa sumur yaitu mencakup sumur yang sudah diteliti (82,
95, dan 97) dan dua sumur yang menjadi fokus penelitian yaitu sumur 50
dan 105R dalam bentuk model 3D.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data LiDAR untuk
membantu dalam pembuatan peta, deskripsi inti bor, sampel hand specimen,
dan sayatan tipis. Dalam pembagian satuan litologi dan zona alterasi
digunakan data spektral (ASD-SWIR) dan ICP-OES. Hasilnya terdapat 7
satuan litologi di daerah penelitian yaitu: Satuan Lava Andesit Kareo,
Satuan Breksi Diatrema, Satuan Tuf Kristal, Satuan Sedimen Maar, Satuan
Aliran Lava Andesit Wawosigi, Satuan Breksi Vulkanik Wawosigi, Satuan
Aliran Lava Andesit Pure 1, dan Satuan Aliran Lava Andesit Pure 2.
Sedangkan untuk zona alterasi terdapat 8 zona yaitu: Zona Kuarsa + Epidot
+ Kalsit + Klorit ± Anhidrit, Zona Kuarsa + Monmorilonit + Kalsit + Klorit,
Zona Kuarsa + Serisit + Anhidrit + Kalsit + Klorit, Zona Pirofilit ± Alunit,
Zona Dikit + Kaolinit + Kuarsa, Zona Kuarsa + Alunit, Zona Kuarsa Vuggy
+ Silisifikasi, dan Zona Monmorilonit + Kaolinit. Untuk mengetahui sejarah
fluida digunakan data temperatur homogenisasi dan salinitas dari analisis
inklusi fluida, temperatur perajahan mineral alterasi, dan temperatur sumur.
Hasilnya terdapat penurunan temperatur pada kedua sumur penelitian (50
dan 105R). Sedangkan hasil analisis salinitas dari inklusi menunjukkan asal
dari fluida yaitu fluida magmatik. Anomali resistivitas (MT) rendah
menunjukkan keberadaan mineral lempung dan diatrema. Sedangkan
anomali tinggi berhubungan dengan Zona Kuarsa vuggy + Silisifikasi.