Berdasarkan Center for Human Genetic Research, di tahun 2016, Indonesia memiliki 2000 pemain startup dan di tahun 2020, diprediksikan jumlah startup di Indonesia akan berkembang 6.5% dan mencapai 13.000 startup. Tetapi, berdasarkan data dari sebuah perusahaan modal lokal, East Venture, jumlah startup di Indonesia menurun 23% di quarter kedua 2017. Ini cukup masuk akal jumlah startup di Indonesia menurun karena banyak perusahaan yang mengalami kegagalan. Biro Statistik Tenaga Kerja (2013), mendefinisikan bahwa startup akan mengalami beberapa tahun yang relatif mudah berubah. Lembaga ini juga mendefinisikan bahwa 50% dari startup tidak bisa berjuang di 5 tahun awal. Dan startup yang tidak bisa berjuang di masa-masa mudah berubah tersebut bisa mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut terjadi karena beberapa alasan. Berdasarkan artikel dari Statistic Brain Research Institute (2017), angka paling besar yaitu 46% kegagalan disebabkan karena kekurangan kompetensi.
Ketika Viage didirikan, para founder tidak memikirkan tentang kompetensi apa saja yang dibutuhkan oleh startup ini dan membuat performa kerja setiap personilnya menjadi tidak maksimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh competence terhadap job performance di startup industri tas. Hal ini penting untuk menjapai tujuan utama dari sebuah startup, yaitu kesuksesan. Jika pemilik startup ingin memiliki bisnis yang sukses, berarti startup tersebut harus bisa berkembang dengan baik. Penemuan dari riset ini akan digunakan sebagai arahan bagi startup untuk menentukan competence apa saja yang dibutuhkan di startup industri tas dan untuk menemukan tim yang sesuai dengan competence yang dibutuhkan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metode spesifik yaitu Grounded Theory. Peneliti mengumpulkan data melalui semi-struktur wawancara kepada grup yang homogen, yaitu pemilik, founder, atau CEO dari startup yang bergerak di industri tas yang sudah berhasil berjalan lebih dari 5 tahun. Wawancara dan analisis data dilakukan bersamaan sampai data saturasi. Semua data dicatat dan dikodekan kalimat per kalimat. Kemudian, setelah data saturasi, peneliti melakukan pengkategorian. Peneliti mengikuti model untuk Grounded Theory yang diberikan oleh Strauss dan Corbin (1998) untuk menemukan hubungan untuk penelitian ini.
Kompetensi terdiri dari 3 komponen utama, yaitu knowledge, skill, dan attitude. Hasil analisis dari riset ini menunjukan bahwa ketiga komponen dari kompetensi tersebut berpengaruh terhadap performa kerja tetapi tidak secara langsung. Dalam penelitian ini juga memperlihatkan pengaruh apa saja yang dipengaruhi oleh setiap komponen dari competence terhadap job performance. Untuk penelitian selanjutnya, sangat direkomendasikan untuk melakukan penelitian dengan metode kuantitatif untuk mendapatkan urutan komponen dari competence yang berpengaruh terhadap job performance di startup industri tas.