Kestabilan terowongan sangat dipengaruhi dimensi bukaan, kualitas massa batuan,
beban batuan (rock load), dan metode penggalian yang digunakan. Deformasi
berlebih (strain) dapat memicu masalah ketidakstabilan sehingga diperlukan
analisis kuantitatif yang komprehensif untuk memprediksi perilaku deformasi pada
berbagai kondisi. Penelitian ini menganalisis hubungan antara competence factor
(CF), rock load, dan tunnel span terhadap nilai strain pada terowongan berdimensi
besar melalui pemodelan numerik 2D finite element method. Simulasi dilakukan
pada empat metode penggalian meliputi Side Drift (SD), Central Diaphragm (CD),
Top Heading and Benching (THB), dan Three-Bench Seven Step Excavation
Method (TSEM) untuk kategori large span dan very large span. Hasil regresi
menunjukkan hubungan negatif antara CF dan strain dengan koefisien korelasi ????
berkisar 0,85–0,92. Untuk large span, SD menghasilkan lower bound strain
terendah (???? = 0.11 (???????????? /???????? )?0.7, ???? = 0.88), sedangkan TSEM menghasilkan
upper bound tertinggi (???? = 0.97 (???????????? /????????)?0.73, ???? = 0.9). Pada very large span,
tren serupa teramati dengan SD tetap terendah (???? = 0.16 (???????????? /???????? )?0.75) dan TSEM
tertinggi (???? = 1.15 (???????????? /???????? )?0.8). Hubungan positif signifikan juga ditemukan
antara rock load dan strain korelasi r berkisar 0,82–0,87. Untuk large span, SD
menunjukkan lower bound terendah (???? = 0.44 ????????
2.8) sementara TSEM tertinggi (????
= 4.7 ????????
3.2). Pola ini konsisten pada very large span, menjelaskan bahwa
peningkatan span dan rock load secara langsung meningkatkan strain, sedangkan
CF yang lebih tinggi secara konsisten menurunkan nilai strain. Model regresi yang
diperoleh dapat menjadi alat prediksi deformasi dan dasar pemilihan metode
penggalian yang sesuai dengan kondisi geoteknik dan dimensi bukaan.
Perpustakaan Digital ITB