Phyllanthus niruri (P. niruri) atau lebih dikenal meniran merupakan tanaman yang sering
dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Enkapsulasi ekstrak P. niruri dengan menggunakan
nanopartikel kitosan berkhasiat sebagai co-adjuvan peningkatan respons imun terhadap antigen
HBsAg yang diberikan secara oral. Penggunaan ekstrak P. niruri secara oral tidak bersifat sitotoksik
maupun genotoksik tetapi dapat mempengaruhi sistem hormon hingga yang berdampak pada
proses spermatogenesis dan berpotensi menyebabkan infertilitas pada pria. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak dari penggunaan nanopartikel kitosan kosong , nanopartikel
kitosan mengandung ekstrak P. niruri dan ekstrak P. niruri pada rentang konsentrasi 7,81 ppm;
15,62 ppm; 31,25 ppm; 62,50 ppm; 125 ppm; 250 ppm; 500 ppm; 1000 ppm dan 2000 ppm
terhadap rasio ekspresi gen Fgf2 yang merupakan salah satu gen yang terlibat dalam jalur
persinyalan testosteron non-klasik. Nanopartikel kitosan dibuat dengan metode gelasi ionik,
dilakukan karakterisasi kemudian di uji inhibisi ekspresi gen Fgf2 dengan menggunakan metode
qPCR pada lini sel TM4. Diperoleh nanopartikel kitosan kosong berukuran 155,13 ± 3,12 nm dengan
nilai zeta potensial 34,65 ± 3,84 mV sedangkan nanopartikel kitosan mengandung ekstrak P. niruri
memiliki ukuran 169,70 ± 6,72 nm dengan zeta potensial 35,32 ± 1,20 mV. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian nanopartikel kitosan tidak menginhibisi transkripsi gen Fgf2 secara
signifikan. Namun, pemberian nanopartikel kitosan mengandung ekstrak P. niruri pada konsentrasi
500 ppm; 1000 ppm dan 2000 ppm serta ekstrak P. niruri 2000 ppm tanpa enkapsulasi
menghasilkan inhibisi transkripsi gen Fgf2 secara signifikan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak P.
niruri dan ekstrak P .niruri yang di enkapsulasi dalam nanopartikel kitosan dapat menyebabkan
inhibisi transkripsi gen Fgf2 sehingga mengganggu spermatogenesis akibat penurunan motilitas
sperma, hambatan pada proses meiosis serta regenerasi spermatogonial stem cells (SSC).