Penelitian ini merupakan pengembangan dalam campuran Stone Matrix Asphalt
(SMA) dengan menggunakan bahan tambah Bioaspal Tandan Sawit (BTS) dan
kulit kerang. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dengan adanya
penambahan persentase substitusi 14% dan 12% BTS dari berat total Aspal Pen
60/70. Berdasarkan adanya modifikasi antara agregat maupun aspal, dilakukan
analisis kinerja campuran terhadap volumetrik dengan pemadatan Marshall,
draindown, modulus resilien, dan ketahanan fatigue terhadap pengaruh substitusi
kulit kerang dan substitusi BTS dalam campuran SMA. Membandingkan modulus
kekakuan antara hasil pengujian fatigue dengan pengujian modulus menggunakan
alat Dynamic Testing System (DTS).
Pada campuran SMA akan mengacu pada Spesifikasi Umum Bina Marga 2018.
Campuran SMA yang dianalisis adalah campuran SMA halus sesuai dengan
spesifikasi dan SMA modifikasi dengan adanya substitusi kulit kerang, 12% BTS,
dan 14% BTS. Penentuan KAO pada masing-masing variasi dilakukan pengujian
volumetrik dengan marshall. Selanjutnya dilakukan pengujian Binder Draindown,
Modulus dengan alat DTS dan Indirect Tensile Fatigue Test (ITFT) dengan mode
pembebenan controlled stress.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa campuran dengan substitusi dengan 25% kulit
kerang pada saringan tertahan no.16, jika pada penentuan KAO masih perlu
dipertimbangkan kembali. Namun khususnya pada penelitian ini, memperoleh nilai
KAO 7%. Dimana pada secara komposisi campuran berarti kadar aspal yang
mengisi rongga semakin banyak sedangkan agregat yang digunakan semakin
sedikit. Pada hasil yang diperoleh memiliki nilai stabilitas yang memenuhi
spesifikasi > 750 kg. Berdasarkan hal tersebut, nilai draindown yang terjadi tidak
berbeda jauh dengan SMA kontrol dan modulus beserta ketahanan terhadap fatigue
pada strain response yang terjadi dengan batas maksimum 430 ?e pada variasi
SMA dengan adanya penggunaan kulit kerang.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa campuran SMA dengan substitusi dengan BTS
memiliki ketahanan terhadap stabilitas marshall yang semakin meningkat
dibandingkan SMA kontrol. Dimana pada SMA dengan substitusi 14% BTS
memiliki stabilitas tertinggi daripada variasi lainnya. Hal ini dapat menjadi adanya
potensi dari penggunaan BTS itu sendiri. Selanjutnya draindown yang terjadi pada
campuran SMA dengan substitusi BTS memiliki pengaliran aspal yang cenderung
menurun. Pada pengujian modulus dan fatigue memperoleh hasil terhadap strain
response yang terjadi dengan batas maksimum sebesar 370 ?e pada variasi SMA
dengan adanya penggunaan BTS. Dimana pada campuran SMA dengan adanya
BTS memiliki nilai modulus tertinggi dan diikuti oleh ketahanan fatigue yang lebih
baik. Maka potensi dari penggunaan BTS itu sendiri bisa dilakukan penelitian lebih
lanjut.
Berdasarkan hasil modulus kekakuan yang dibandingkan dengan persamaan Shell,
dari 12 data yang dibandingkan memiliki 8 data dengan rasio mendekati 1,0. Maka
sebesar 67% dari kedua data tersebut tidak terlalu jauh berbeda. Sehingga hasil
pengujian data tren masih dapat diterima.