digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ramdhan Taufik
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi karakteristik campuran AC-WC dengan kandungan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) menggunakan peremaja Bioaspal Tandan Kelapa Sawit, kandungan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) menggunakan peremaja Bioaspal Tandan Kelapa Sawit terhadap Modulus Resilien dengan alat UMATTA, dan kandungan material Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) menggunakan peremaja Bioaspal Tandan Kelapa Sawit terhadap Kelelahan (Fatigue) dengan metode pengujian kelelahan beban tarik tidak langsung (Indirect Tensile Fatigue Test) dengan alat Dynamic Testing System. Aspal yang digunakan dalam penelitian adalah Pen 60/70. Aspal tersebut perlu diuji sifat dasarnya. Gradasi agregat yang digunakan untuk campuran beraspal yaitu gradasi asphalt concrete wearing course (AC-WC) berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Revisi 2. Penelitian ini menggunakan tiga campuran variasi campuran laston lapis aus (AC-WC) dengan komposisi RAP 15%, 20%, dan 25% terhadap berat total campuran serta penambahan Bioaspal 23% terhadap berat aspal RAP sebagai peremaja dan campuran laston lapis aus (AC-WC) dengan komposisi 100 % material baru sebagai kontrol campuran. Kadar Aspal Optimum (KAO) dengan melakukan pengujian marshall untuk mendapatkan hasil dari pengujian stabilitas, flow, dan Marshall Quotient, serta volumetrik campuran berupa Rongga diantara Mineral Agregat (VMA), Rongga dalam Campuran (VIM) dan Rongga Terisi Aspal (VFA). Selanjutnya dilakukan pengujian lanjutan yang terdiri dari pengujian modulus resilien dengan metode Indirect Tensile Test menggunakan alat Universal Material Apparatus (UMATTA) yang mengacu pada AASHTO TP-31 dan ASTM D 4132-82 digunakan variasi suhu 25°C dan 45°C dan pengujian kelelahan (fatigue) yang dilakukan menggunakan Metode Indirect Tensile Fatigue Test pada temperatur 25°C dengan tiga tingkatan regangan cara pembebanan controlled stress sebesar 250 KPa, 300 KPa dan 400 Kpa berdasarkan seluruh pengujian dilaksanakan dengan berpedoman pada BS EN 12697-24:3.23. Nilai Kadar Aspal Optimum (KAO) pada campuran AC–WC menggunakan campuran RAP yang tinggi mengakibatkan kebutuhan aspal baru yang semakin sedikit, hal tersebut disebabkan kandungaan aspal pada RAP. Nilai modulus resilien variasi campuran pada temperatur pengujian suhu 25°C lebih besar dibandingkan suhu 45°C menunjukan temperatur sangat mempengaruhi terhadap sifat dan nilai modulus resilien. Selain itu, nilai modulus resilient meningkat ketika campuran mengandung material RAP, hal tersebut disebabkan RAP dapat meningkatkan kekakuan dan peran Bioaspal Tandan Kelapa Sawit sebagai peremaja material aging. Pada Pengujian fatigue, Campuran RAP 25% memiliki umur kelelahan yang lebih pendek dibandingkan campuran RAP 20%, berdasarkan pengujian modulus resilient menunjukan campuran RAP 25% memiliki kekakuan yang tinggi sebesar 1,29 dibandingkan campuran RAP 20%, hal tersebut menunjukan kekakuan yang tinggi tetapi ketahanan fatigue yang lebih rendah dibandingkan campuran RAP 20%. Hasil pengujian dilaboratorium diambil kesimpulan bahwa campuran AC-WC mengandung RAP 20% ditambah peremaja Bioaspal Tandan Kelapa Sawit memiliki kinerja ketahanan kelelahan akibat beban berulang (fatigue) tertinggi.