digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kelor (Moringa oleifera Lam.) adalah tanaman obat dari famili Moringaceae yang banyak dimanfaatkan bagi kesehatan karena kandungan nutrisinya yang tinggi serta kandungan senyawa antioksidan dan anti-inflamasi yang tinggi. Manfaat yang beragam mengakibatkan banyak orang mengambil dan mengolah tanaman kelor sehingga perlu dilakukan upaya untuk menghasilkan tanaman kelor dalam jumlah yang banyak dan waktu yang singkat, salah satunya adalah dengan teknik kultur jaringan. Tanaman ini mengandung senyawa metabolit sekunder seperti hiperosida dan senyawa fenolik yang berperan dalam aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh perlakuan elisitor berupa asam salisilat dan NaCl terhadap kandungan senyawa hiperosida dan senyawa fenolik pada kultur kalus dan suspensi sel kelor. Kultur kalus dan suspensi sel dikultur pada media MS yang mengandung ZPT 2,4-D 0,1 ?g/mL dan elisitor yang divariasikan jenis dan konsentrasinya selama 15 hari. Hasil kultur dikeringkan dan diekstraksi. Kandungan fenol total pada hasil kultur dianalisis dengan reaksi Folin-Ciocalteu dan spektrofotometer UV-vis. Kandungan senyawa hiperosida dianalisis menggunakan KLT dan densitometer. Pada kultur suspensi sel kelor dengan perlakuan asam salisilat, konsentrasi 1,5 ?g/mL memberikan peningkatan kandungan fenol total (17%) dan peningkatan kandungan hiperosida (481%) yang paling baik dengan berat basah 3,73±0,25 g. Pada kultur suspensi sel dengan perlakuan NaCl, konsentrasi 100 ?M memberikan peningkatan kandungan fenol total (73,5%) dan peningkatan kandungan hiperosida (71,2%) yang paling baik dengan berat basah 4,35±0,35 g. Pada kultur kalus kelor, perlakuan asam salisilat 1,5 ?g/mL memberikan peningkatan kandungan fenol total (70,2%) dan peningkatan kandungan hiperosida (157,5%) dengan berat basah 3,17±0,21 g, namun perlakuan NaCl 100 ?M hanya memberikan peningkatan kandungan fenol total (47,4%).