Dennisa Galuh Sekar Kinanthi [18319017].pdf
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit yang menyerang hewan ternak
berkuku belah dengan tingkat penularan yang tinggi yang disebabkan oleh virus
foot-and-mouth disease virus (FMDV). Wabah penyakit ini dapat menyebabkan
kerugian ekonomi yang besar bagi industri peternakan. Untuk keperluan deteksi
PMK dengan cepat dan akurat, dikembangkan biosensor deteksi PMK, namun
teknologi biosensor yang tersedia memiliki kekurangan dalam aspek spesifisitas.
Pada tugas akhir ini, dikembangkan peptida sebagai elemen bioreseptor untuk
biosensor mendeteksi protein kapsid FMDV serotipe O yang beredar di Indonesia
pada pandemi tahun 2022 karena sifat peptida yang mudah diproduksi dan dapat
berikatan dengan spesifik. Sekuens peptida diambil dari sisi aktif kompleks protein-
antibodi anti protein kapsid PMK lalu diprediksi struktur tiga dimensinya dan
dilakukan penambatan molekuler dengan protein kapsid FMDV untuk dianalisis
interaksinya. Kemudian dilakukan substitusi asam amino penyusun peptida dengan
tujuan untuk meningkatkan afinitas pengikatan kompleks protein-peptida.
Stabilitas kompleks protein peptida dianalisis dengan simulasi dinamika molekuler
selama 25 ns. Uji spesifisitas peptida dilakukan melalui penambatan molekuler dan
simulasi dinamika molekuler peptida dengan protein kapsid virus lain yang
memiliki hubungan kekerabatan dengan FMDV, yaitu Swine Vesicular Disease
Virus (SVDV) dan virus Bovine Rhinitis Virus (BRV). Berdasarkan hasil
penambatan molekuler, diperoleh tiga peptida dengan afinitas ikatan dan jumlah
interaksi terbaik, yaitu peptida P1 dengan sekuens “CCGSWVCSRKFPTDECI”,
peptida P2 dengan sekuens “AKSRYTGDGSIGLYGVPA”, dan peptida P3 dengan
sekuens “WDCPDGADCGYCNFGAG”. Namun, berdasarkan hasil simulasi
dinamika molekuler, hanya peptida P1 dan P2 yang menunjukkan interaksi yang
stabil dengan protein kapsid berdasarkan analisis RMSD, RMSF, perubahan
konformasi, SASA, ikatan hidrogen, dan radius girasi. Peptida P1 menunjukkan
interaksi dan stabilitas yang lebih baik dengan protein kapsid FMDV dibandingkan
dengan protein kapsid virus lainnya, sehingga peptida tersebut spesifik terhadap
virus FMDV. Sedangkan peptida P2 kurang spesifik karena masih dapat
berinteraksi kuat dengan virus BRV.