digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Fauziyah Annur
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Fauziyah Annur
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Fauziyah Annur
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Fauziyah Annur
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Fauziyah Annur
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Fauziyah Annur
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Fauziyah Annur
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Persoalan rendahnya kompetensi guru di sekolah-sekolah Indonesia di luar kota besar membutuhkan solusi dari luar dan dalam sekolah. Dari dalam organisasi, Manajemen Modal Manusia (MMM) memberikan kerangka kerja yang bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi guru dan kualitas sekolah secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami permasalahan kompetensi rendah dan sistem HCM di SDIT Ar-Rahmah Rahuning dan merumuskan program pengembangan kompetensi dengan pendekatan Lifelong Learning (LLL). Dalam penelitian metode campuran ini, survei yang dilakukan terhadap kompetensi guru di SDIT Ar-Rahmah dengan menggunakan model Kompetensi Guru yang digariskan oleh Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan pada tahun 2023 mengevaluasi empat kompetensi utama guru (kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional), dilanjutkan dengan kajian kualitatif tentang sistem MMM, dengan fokus pada program pengembangan kompetensi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa rata-rata guru di SDIT Ar-Rahmah menunjukkan perlunya peningkatan kompetensi pedagogik dan sosial. Sistem MMM sangat bergantung pada Kepala Sekolah, yang menyebabkan masalah dalam mengembangkan Pengembangan Profesional dan Manajemen Kinerja.. Program pengembangan kompetensi dirumuskan dengan menggunakan pendekatan Lifelong Learning untuk memastikan peningkatan berkelanjutan selama masa kerja guru. Program ini berfokus pada enam elemen kunci: 1) pendidikan formal dan nonformal, 2) introspeksi dan penilaian diri, 3) pembelajaran motivasi diri, 4) penerapan pengetahuan dan keterampilan, 5) langkah evaluasi dan perbaikan dan 6) penyediaan fasilitas dan alat yang mendorong kebiasaan Lifelong Learning .