digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Uly Wahyuni Gultom
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Uly Wahyuni Gultom
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Uly Wahyuni Gultom
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Uly Wahyuni Gultom
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Uly Wahyuni Gultom
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Uly Wahyuni Gultom
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Perubahan yang sangat cepat, dan kompleksitas yang semakin meningkat tidak hanya menimbulkan persaingan industri semakin ketat namun juga membuka peluang baru termasuk industri perbankan. UKM merupakan salah satu sektor industri yang menjadi incaran dan lini bisnis industri perbankan, dimana tidak hanya PT. PT. Bank Siantar Jaya namun juga bank pesaing lainnya berusaha mengerakkan asset-aset perusahaan dengan maksimal demi kelangsungan bisnisnya. Untuk tetap kompetitif dalam bisnis, organisasi harus mampu mengembangkan strategi baru. Sumber daya manusia (SDM), sebagai asset perusahaan adalah sumber daya vital yang dapat memberikan maanfaat signifikan terhadap organisasi atau sebaliknya. Tanpa fokus yang kuat pada tenaga kerja, kinerja organisasi akan terganggu. Dengan demikian, Manajemen Modal Manusia (MMM) sangat penting untuk mendorong dan mempertahankan karyawan membawa kinerja mereka ke arah yang diharapkan. PT. PT. Bank Siantar Jaya, khususnya SME Bisnis Banking Regional A1 sedang menghadapi tantangan bisnis yang luar biasa. Sebagai divisi dengan kontribusi terbesar secara nasional, dalam beberapa tahun terakhir SME Bisnis Banking Regional A1 mengalami penurunan performance dari sisi pencapaian lending, jumlah pelanggan, dan administrasi proses bisnis. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengidentifikasi MMM dalam organisasi SME Bisnis Banking Regional A1, dan identifikasi area mana saja dari praktek MMM yang menjadi prioritas area perbaikan, dan pendekatan yang dapat dilakukan untuk menigkatkan tingkat kematangan MMM SME Bisnis Banking Regional A1. Penelitian ini mengunakan alat yang diciptakan oleh Bassi dan McMurrer (2007) dalam bentuk survey secara online kedapa seluruh karyawan SME Bisnis Banking Region A1. Terdapat lima kategori utama penggerak MMM yang dapat dinilai oleh alat tersebut, yaitu praktek kepemimpinan, keterlibatan karyawan, aksesibilitas pengetahuan, optimasi tenaga kerja, dan kapasitas belajar. Hasil dari dari survey yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat kematangan MMM SME Bisnis Banking A1 memiliki nilai 75,82 atau tingkat kematangan MMM “marginal”, yang artinya organisasi belum mampu memanfaatkan keunggulan sumber daya manusianya sehingga belum dapat memaksimalkan pengembalian modal manusianya. Dari ke-lima penggerak utama MMM tersebut terdapat sembilan praktek MMM yang tidak mencapai nilai minimum 3.7 yaitu praktek kepemipinan (sistem), keterlibatan karyawan (manajemen waktu, dan sistem), aksesibilitas pengetahuan (berbagi informasi), optimasi tenaga kerja (sistem), dan kapasitas belajar (pengembangan, nilai & dukungan, dan sistem). Kesembilan praktek MM tersebut menjadi area perbaikan, dan diusulkan pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kematangan MMM dan rencana implementasi.