digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fajar Sutisna
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cugenang, Kabupaten Cianjur menyoroti masalah penumpukan limbah baglog jamur tiram karena mendapat kiriman dari petani sebanyak 8,5 ton per harinya. Selain meresahkan pihak TPA dan masyarakat sekitar, limbah baglog yang dibiarkan menumpuk akan menimbulkan bau yang tidak sedap, menyebabkan polusi udara, hingga mencemari lingkungan. PT Gaya Green Srikandi selaku perusahaan produksi baglog jamur tiram dan pertanian jamur tiram di Cianjur, yang menjadi objek penelitian ini pun memiliki potensi penumpukan yang serupa. Dengan perkiraan limbah baglog jamur tiram sejumlah 64 ton per bulan, menjadikan masalah perusahaan ini perlu segera diatasi agar tidak berpotensi menyebabkan dampak serupa. Upaya yang dilakukan perusahaan adalah dengan menjual limbah kepada pelanggan potensial Koperasi BUMDes PLTU Pelabuhan Ratu untuk dijadikan bahan bakar cofiring 5% dengan batu bara untuk menghasilkan energi. Upaya ini menghasilkan masalah baru karena terkadang produk sampingan limbah baglog jamur tiram PT Gaya Green Srikandi tidak memenuhi standar kualitas pelanggan. Permasalahan rendahnya kualitas ini berpotensi menurunkan performansi pembangkit, tidak efisiennya biaya transportasi, hingga kerusakan pada fasilitas pembangkit. Tujuan dari penelitian ini akan berfokus pada usulan konsep perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk sampingan limbah baglog jamur tiram PT Gaya Green Srikandi. Melalui tools House of Quality (HOQ) dan analisis perbandingan berpasangan, didapatkan empat kebutuhan pelanggan prioritas yang dipetakan ke dalam sebelas indikator Critical-To- Quality (CTQ) yang perlu diupayakan demi mencapai tujuan objektif penelitian ini. CTQ kemudian menjadi input bagi tiga konsep fungsi yang diseleksi dengan matriks Pugh sehingga didapatkan delapan usulan perbaikan. Usulan perbaikan mencakup delapan proses pretreatment limbah beserta target periode perbaikan, baik untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.